Inovasi Pemerintah untuk Percepat Ekonomi Digital Indonesia

Singapura – Indonesia peluang besar dalam ekonomi digital. Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Ismail menyatakan potensi ekonomi digital Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di regional. Oleh karena itu, saat ini Pemerintah banyak menbuat terobosan untuk memudahkan investor dan mempercepat perkembangan ekonomi digital.

“Berdasarkan riset Google dan Temasek, Indonesia diprediksi akan mempunyai market size Ekonomi Digital yang mencapai USD 100 Miliar di tahun 2025. Sekarang adalah waktunya untuk datang ke Indonesia!” seru Ismail dalam Forum Regional Digital Leaders Panel – Accelerating ASEAN Digital Integration di Singapura, Selasa (15/01/2019) lalu.

Dalam forum pelaku industri ASEAN yang berlangsung di Ballroom The Westin, Singapura itu, Dirjen Ismail menyatakan sektor ekonomi digital yang tumbuh pesat di Indonesia salah satunya transportasi dan logistik. “Semua unicorn Indonesia saat ini adalah perusahaan yang erat kaitannya dengan bisnis transportasi dan logistik. Gojek, Traveloka, Bukalapak dan Tokopedia adalah unicorn yang semuanya bergerak di sektor tersebut.

Baca Juga :   16 Tahun Menunggu, Pemkab Wondama Akhirnya Raih Opini WTP

Sektor pariwisata juga tengah berkembang dengan kehadiran salah satu unicorn Indonesia. “Traveloka menyediakan kemudahan untuk bepergian bagi masyarakat Indonesia yang tinggal di negara kepulauan. Gojek menyediakan transportasi yang dibutuhkan, serta Bukalapak dan Tokopedia yang menumbuhkan sektor logistik,” jelasnya.

Terobosan Pemerintah

Dirjen Ismail menyatakan Indonesia memiliki tantangan besar dalam pembangunan infrastruktur. Meskipun demikian, Indonesia bertekad untuk mendorong percepatan pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung ekosistem ekonomi digital Indonesia.

“Indonesia memiliki tantangan tersendiri terkait infrastruktur karena daerahnya yang sangat luas dan kondisi geografisnya yang berbentuk kepulauan,” ungkap Ismail

Meskipun demikian, menurut Dirjen SDPPI banyak terobosan yang dilakukan pemerintah untuk mempercepat pemerataan infrastruktur di seluruh Indonesia. “Palapa Ring yang pada tahun 2019 ini akan sepenuhnya menghubungkan seluruh kota dan kabupaten di Indonesia dengan fiber optik,” papar Ismail.

Baca Juga :   Tak Terpengaruh DPP, PAN Wajo Tetap Massif Sosialisasikan IYL Cakka

Selain pembangunan infrastruktur TIK, untuk mendorong ekonomi digital, menurut Ismail pemerintah mengambil pendekatan less regulation.

“Pemerintah berupaya mendorong ekonomi digital dengan menggeser perannya, tidak hanya menjadi regulator namun juga fasilitator dan bahkan akeselerator,” tandasnya.

Lebi jauh Ismail menyatakan dalam adopsi teknologi baru, saat ini Pemerintah menggunakan pendekatan bottom up oleh private sector. Ia menilai pendekatan top down dari pemerintah tidak terlalu efektif karena belum tentu menyelesaikan masalah di industri.

“Pendekatan bottom up oleh private sector jauh lebih mudah. Maka dari itu, fungsi pemerintah yang efisien adalah menjadi fasilitator dan akselerator bagi industri dan pemangku kepentingan lainnya,” tambah Ismail.

Mengakhiri sesi diskusi panel ini, Dirjen SDPPI membuka kesempatan kepada industri untuk berdiskusi dengan pemerintah mengenai hal yang bisa didukung oleh pemerintah dan apa yang bisa dikolaborasikan.

“Kami sangat terbuka dan silahkan berdiskusi dengan saya melalui media yang ada seperti Linkedln atau media yang lain, ” tutup Ismail.

Baca Juga :   Tergugat Kasus Tanah di Soppeng Minta Surat Keterangan dari Dinas Kehutanan Provinsi

Diskusi panel “Regional Digital Leaders Panel – Accelerating ASEAN Digital Integration” ini merupakan rangkaian acara Asia IoT Business Platform 2019 Singapore yang diikuti oleh berbagai stakeholder yang ada di negara-negara ASEAN mulai dari sektor perbankan hingga telekomunikasi.

Dalam diskusi panel itu perwakilan pejabat dari negara-negara ASEAN hadir, antara lain Director dari IoT & Digital Innovation Institute, Digital Economy Promotion Agency Thailand, Monsak Socharoentum serta Head of ICT Industry Benchmarking and Promotions, DICT The Phillippines, Emmy Delfin. Sementara dari Malaysia hadir Director of Data Economy, Malaysia Digital Economy Corporation, Karl Ng dan dari Vietnam Head of Digital Economy Innovation, Ministry of Industry and Trade, Nguyen Thuy Anh.

Dalam forum ini juga dipaparkan inovasi digital yang ada di Indonesia diantaranya oleh Perusahaan Gas Negara dan Bank BRI.

Pos terkait