158 Tahun Injil Masuk Wondama, Momentum Melakukan Transformasi Rohani

WASIOR, Kabartimur.com– Ribuan umat Kristen di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat menghadiri ibadah syukur memperingati hari masuknya Injil ke-158 tahun di Teluk Wondama, Sabtu, 4 Mei 2024.

Ibadah syukur meriah itu dipusatkan di pelataran Tugu Pendaratan Injil di Kampung Rasiei, Distrik Rasiei.

Anggota Badan Pekerja Sinode GKI (Gereja Kristen Injili) di Tanah Papua Wilayah XII Pendeta Rosalie Wamafma menekankan masuknya Injil pada 158 tahun silam telah memperbaharui hidup dan kehidupan di Teluk Wondama.

Kekuatan Injil pulalah yang membuat Teluk Wondama kini mengalami perkembangan dalam segala bidang. Karena itu umat Kristen hendaknya terus menjaga cahaya Injil itu agar terus hidup untuk menuntun kehidupan masyarakat Teluk Wondama.

“Injil memberi kita kekuatan untuk membangun kehidupan kita hari ini dan masa depan yang lebih baik, “kata Pendeta Rosalie.

Baca Juga :   18 Calon Terpilih DPRD Teluk Wondama Belum Setor Tanda Terima LHKPN, KPU Ingatkan Berpotensi Tidak Dilantik

Sementara itu Bupati Teluk Wondama Hendrik Mambor mengajak segenap umat Kristen di Wondama menghayati momen Hari Ulang Tahun Pekabaran Injil dengan melakukan pembaharuan dalam perilaku hidup.

Mambor mendorong perlunya transformasi rohani dalam sikap hidup orang Kristen Wondama.

“Mesti ada transformasi dalam kehidupan kita baik secara pribadi, keluarga, jemaat, gereja maupun dalam kabupaten kita. Dasarnya adalah transformasi rohani. Kitong di Wondama juga harus melakukan transformasi supaya hidup kita berguna bagi Tuhan dan sesama, “pesan Mambor saat memberikan sambutan.

Bupati juga menyerukan segenap umat Kristen dari berbagai aliran gereja di Wondama untuk ikut serta mengambil bagian dalam mendukung penyelenggaraan dua agenda rohani skala besar yang dipusatkan di Teluk Wondama.

Yaitu Perayaan Satu Abad Tanah Peradaban pada 2025 dan Sidang Sinode ke-19 GKI di Tanah Papua pada 2027.

Baca Juga :   SDM yang Unggul Jadi Kunci, Paslon IDAMAN Siap Bawa Wondama Berlari Kencang

“Saya tidak memandang siapa dari mana, suku mana maupun agama mana, kita semua yang tinggal di Wondama adalah orang Wondama. Jadi mari kita semua mengambil bagian karena dua momen kerohanian itu adalah pertaruhan harkat dan martabat orang Wondama, “kata bupati.

Untuk diketahui, masuknya Injil yang menandai dimulainya penyebaran agama Kristen di Teluk Wondama terjadi pada 4 Mei 1866. Misionaris asal Jerman Franz Mosche adalah tokoh yang pertama kali memulai misi pewartaan Injil di Teluk Wondama tepatnya di Kampung/desa Yomber, Pulau Roswar.

Peristiwa ini berselang sebelas tahun setelah Injil diwartakan pertama kali bagi Orang Asli Papua di Pulau Mansinam, Manokwari pada 5 Februari 1855 oleh zendeling Ottow dan Geisler.

Franz Mosche melaksanakan karya penginjilan di Pulau Roswar hingga akhir hayat. Hingga kini makam tua Mosche di Pulau Roswar yang menjadi bukti sejarah penginjilan di Teluk Wondama masih terawat dengan baik

Baca Juga :   Pemda Haltim Dapat Kucuran Rp 85 Miliar Untuk Bangun Jalan Di Selatan Maba

Dari Pulau Roswar, pewartaan Injil kemudian berlanjut ke Pulau Roon, Windesi, hingga ke Aitumeiri di Miei di Wasior yang kemudian melahirkan peradaban baru orang Papua dengan didirikannya sekolah formal pertama di Aitumeiri oleh Pendeta Domine IS. Kijne pada 1925. (Nday)

 

 

Pos terkait