WASIOR – Kekurangan guru masih menjadi permasalahan klasik yang menghambat kemajuan pendidikan di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat.
SD Inpres Kampung Waprak, Distrik Roswar bisa menjadi contoh.
Sekolah yang terletak di pulau terluar Kabupaten Teluk Wondama ini hanya memiliki 2 orang guru tetap, salah satunya merangkap sebagai kepala sekolah.
Keterbatasan guru memaksa keduanya harus bisa mengajar semua mata pelajaran untuk siswa kelas I sampai kelas VI.
Hal ini diungkapkan Jumafi, Kepala SD Inpres Waprak ditemui di Wasior, Jumat (2/8/2019).
“Sebenarnya ada dua guru honorer tapi mereka hanya bisa mengajar agama, olahraga dan muatan lokal. Jadi saya sendiri selaku kepala sekolah juga turut mengajar semua mata pelajaran bersama rekan guru PNS yang satu lagi,” kata Jufami.
Diakui Jufami, kekurangan guru membuat proses pendidikan tidak bisa berjalan sesuai harapan. Banyak mata pelajaran hanya bisa diberikan apa adanya. Dampaknya daya serap peserta didik menjadi tidak maksimal dan pada akhirnya akan berpengaruh pada kemampuan akademis para siswa.
Terlebih lagi SD Inpres Waprak juga masih kekurangan fasilitas penunjang. Laboratorium dan perpustakaan misalnya, sejauh ini baru tersedia gedungnya namun belum dilengkapi peralatan maupun buku-buku.
“Saya harap dinas terkait perhatikan kekurangan kita yang ada di pulau. Mengenai kita punya lab juga perpustakaan sampai sekarang ini masih kosong. Anak-anak butuh referensi lebih banyak lagi jika ada pekerjaan rumah yang diberikan guru kepada merek. Sebab kita ini tidak seperti di kota yang tidak ada buku juga tak masalah asal ada paket data internet saja sudah bisa membuka buku atau cari tugas di website google,” ucap Jufami yang juga berharap ada penambahan rumah guru.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Hanok Mariai sebelumnya mengakui kekurangan guru menjadi salah satu persoalan yang menghambat pembangunan pendidikan di Wondama.
Untuk tingkat SD saja, menurut Mariai, dibutuhkan sedikitnya 100 orang guru lagi agar bisa menutupi kekurangan guru di berbagai sekolah. Untuk mengatasinya, selain mengusulkan kuota guru dari jalur CPNS, Dinas Pendidikan juga mendatangkan guru kontrak dari Jawa. (Nday/red)