Haul K.Bukhori ke XVII, Yayasan Pendidikan Salafiah Gelar Festival Rebana Klasik dan Al- Banjari

MANOKWARI — Dalam rangka Haul K. Bukhori ke XVII, Dies Natalis Maulididiyah yayasan pendidikan  Salafiyah ke XXI  dan Dies Maulidiya Majelis Munajat  dan Sholawat , pengasuh Yayasan Pendidikan  Salafiyah  menggelar  Festival  rebana klasik dan Al-Banjari tahun 2020 yang dilaksanakan  di halaman  yayasan pendidikan Salafiyah SP 03 jalur 3 , Rabu (18/3/2020). Kegiatan festival dibuka oleh Bupati Manokwari, Demas Paulus Mandacan yang ditandai dengan pemukulan Rebana.

Bupati dalam sambutannya menyampaikan bahwa  Kesenian  Rebana klasik dan Al-Banjari sebagai   media dakwah  dan merupakan salah satu kesenian khas Islami  yang mendapat tempat di hati umat Islam.

Bacaan Lainnya

Sebagaimana Islam menjunjung seni  terlebih ketika seni dibentuk  untuk meningkatkan  gairah budaya  dan pendidikan , oleh karena  itu festival ini dapat dijadikan  momentum untuk membangun keunggulan seni yang bernafaskan  kerohanian masyrakat dan  dan memperkokoh sendi-sendi dan spiritual kehidupan umat masyrakat , bangsa dan negara  khususnya di kota Manokwari.

Baca Juga :   Terkait Dana Bos, Kadis Pendidikan PB: Kepsek Jangan Hanya Rajin Gunakan Uang, Tapi Lupa Pertanggungjawaban

Dengan adanya  festival rebana klasik  dan Al-Banjari diharapkan  menjadi ajang  silahturahmi , melestarikan  seni islam serta memotivasi  para remaja dalam mencegah hal-hal yang dapat merusak  moral dan mendukung para sanggar seni Islam untuk selalu berkiprah agar kesenian Islam tetap  eksis di tengah era global.

Bupati berharap  dengan momentum ini , agar para tokoh masyrakat, tokoh agama dan tokoh  adat serta tokoh perempuan dan tokoh pemuda khususnya  umat muslim  agar tidak terpancing  isu-isu yang tidak bertanggungjawab dalam memecahbelah kehidupan yang harmonis di Tanah Arfak dalam menghadapi  pesta demokrasi pilkada

” Berbeda pilihan itu biasa, asal jangan sampai perbedaan  itu dijadikan   alat untuk saling memusuhi, karena kabupaten manokwari sebagai kota peradaban  orang papua yang masyrakatnya sennatiasa menjunjung tinggi harkat, martabat  dan kemuliaan berdasarkan norma kesopnan dalam kehiduoan religius sebgai tuntunan  dlaam menjalankan kehidupan pribadi dan bermasyarakat sehingga  sennatiasa untuk terus mempertahankan  dan meningkatkan  kondusifitas  kerukunan antar umat beragama” pungkas Bupati mengakhiri sambutannya.(*/Nday)

Pos terkait