Wondama Masih Kekurangan 300 Guru SD

WASIOR – Kekurangan jumlah guru menjadi salah satu permasalahan klasik yang masih dihadapi dunia pendidikan di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat.

Untuk tingkat sekolah dasar saja, menurut Plt Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Hanok Mariai, Wondama masih membutuhkan hingga ratusan guru. Kekurangan tenaga pendidik membuat banyak SD terutama di daerah pesisir dan pedalaman sampai saat ini belum bisa melaksanakan proses belajar mengajar secara baik.

“Kekurangan guru di Wondama kurang lebih 300 untuk SD,“ ujar Mariai di kantor bupati di Isei, belum lama ini.
Diakui Mariai, kekurangan guru telah berdampak langsung pada kemampuan para siswa. Lantaran sekolah lebih sering libur kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran menjadi sangat terbatas.

Apalagi umumnya keterbatasan guru disiasati dengan merekrut guru honorer yang hanya berlatar belakang pendidikan SMA atau SMK.

Baca Juga :   Indorani Maria Urbon, Anak Nelayan yang Jadi Pembawa Baki Bendera

Tidak heran masih saja ditemukan lulusan SD yang tidak mampu membaca, menulis dan berhitung secara baik.

“Memang ada anak-anak yang belum tahu membaca dan lebih khusus menulis. Ini sudah terjadi sejak lama. Tetapi kita terus memacau dan membenahi ini terus, “ sebut Mariai.

Untuk menutupi keterbatasan guru, langkah yang telah diambil Pemkab Wondama antara lain mendatangkan guru kontrak. Tahun 2017 lalu, Pemkab Wondama juga kebagian guru kontrak dari program SM3T. Namun kehadiran guru kontrak hanya bersifat solusi jangka pendek.

Karena itu pihak Disdikpora kini mengantungkan harapan dari jalur penerimaan CPNS untuk menutupi persoalan keterbatasan guru. Adapun dalam rekruitmen CPNS kuota tahun 2018 yang baru dilakukan bulan April lalu tersedia lebih kurang 100 formasi guru.

“Kalau kita dapat kuota tahun ini dan tahun depan sampai 300 maka harapannya yang ijazah SMA kita masukan menjadi tenaga P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja), “ungkap mantan Komisioner KPUD ini. (Nday)

Pos terkait