WASIOR, Kabartimur.com – Pembentukan Kampung Percontohan Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat mulai menuai hasil positif.
Setelah tiga bulan berjalan, sejak Juli 2024, diklaim telah terjadi penurunan jumlah anak dan balita stunting di Kampung/Desa Yopanggar, DistriK Teluk Duairi yang dipilih sebagai Kampung Percontohan di Kabupaten Teluk Wondama.
Yakni, delapan anak mengalami kenaikan berat dan tinggi badan serta berhasil mencapai status gizi yang lebih baik. Bahkan sebanyak empat anak sudah berhasil mencapai berat dan tinggi badan normal alias telah bebas dari stunting.
Capaian lain dari program ini adalah perbaikan empat sarana MCK warga, penataan saluran drainase, pembuatan lahan sayur-sayuranan serta pipanisasi dari bak penampungan ke MCK.
Hal itu dipaparkan dalam rapat kordinasi para stakeholder kunci yang terlibat dalam Kampung Percontohan Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Teluk Wondama, Rabu (30/10) di Markas Kodim 1811/Teluk Wondama di Rasiei.
Rakor dipimpin Dandim 1811/Teluk Wondama Letkol Inf Budi Setiadi selaku koordinator tim sekaligus inisiator Kampung Percontohan Percepatan Penurunan Stunting.
Turut hadir Kapolres Teluk Wondama AKBP Hari Sutanto bersama perangkat daerah terkait lainnya antara lain Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB, Bappeda, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung, RSUD juga Puskesmas.
“Dari hasil uji coba kegiatan selama 3 bulan diharapkan terdapat contoh praktik baik yang dapat direplikasi di tempat lain. Di antaranya berupa pemanfaatan sumber daya yang ada untuk penurunan stunting,” kata Dandim Budi melalui keterangan tertulis kepada kabartimur.com.
Pembentukan Kampung Percontohan Percepatan Penurunan Stunting di Yopanggar diinisiasi oleh Kodim 1811/Teluk Wondama. Program ini dihadirkan sebagai terobosan untuk mempercepat penurunan stunting melalui intervensi terpadu.
Kegiatan yang dilakukan berupa pemenuhan gizi seimbang setiap hari bagi anak dan balita stunting juga penyuluhan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) bagi masyarakat.
Termasuk perbaikan sarana air bersih dan sanitasi serta pemanfaatan lahan pekarangan untuk ketahanan pangan. Selain itu tim juga melakukan evaluasi rutin terhadap perkembangan anak dan balita stunting setiap dua minggu.
Petugas medis dari Puskesmas setempat secara berkala melakukan pengecekan berat badan, pengukuran tinggi badan dan lingkar kepala serta penyuluhan kepada orang tua anak stunting.
“Dari hasil evaluasi tersebut disusun menu PMT (pemberian makanan tambahan) untuk dua minggu ke depan oleh ahli gizi, “ jelas Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Teluk Wondama Hanock Waprak.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Elia Parairaway selaku Sekretaris Satgas Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Teluk Wondama memuji capaian yang didapat dari Kampung Percontohan Penurunan Stunting di Kampung Yopanggar.
Elia juga secara khusus mengapresiasi Kodim Teluk Wondama yang telah menginisiasi dibentuknya Kampung Percontohan Percepatan Penurunan Stunting.
“Ini menunjukkan hasil yang positif sekali sehingga kami optimis kegiatan di Yopanggar dapat dijadikan contoh untuk kampung lain dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Teluk Wondama, “kata Elia.
Untuk diketahui angka prevalensi stunting di Kabupaten Teluk Wondama sampai Juli 2024 tercatat sebesar 18 persen.
Wakil Bupati Andarias Kayukatuy (sekarang sedang cuti kampanye) selaku Ketua Tim Penurunan Stunting sebelumnya menargetkan angka stunting bisa ditekan hingga kisaran 14 persen di akhir 2024. (Nday)