WASIOR, Kabartimur.com– Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Teluk Wondama, Papua Barat Derek Ampner memimpin ziarah dan tabur bunga dalam rangka peringatan 14 tahun bencana banjir bandang Wasior 4 Oktober 2010, Jumat, (4/10/2024).
Ziarah dan tabur bunga di lakukan di dua lokasi. Yakni di tugu peringatan banjir bandang di Kampung Rado, Distrik Wasior serta lokasi kuburan massal di pemakaman umum Kampung Wasior I atau yang dikenal dengan Waskam.
Ziarah dan tabur bunga diawali dengan ibadah bersama yang dipusatkan di tugu peringatan banjir bandang di Kampung Rado, Distrik Wasior.
Kampung Rado merupakan salah satu kawasan terparah terdampak banjir bandang 2010.
Air bah dashyat itu menghancurkan seluruh rumah juga fasilitas lain yang ada di Kampung Rado. Tercatat sebanyak 53 warga Rado menjadi korban meninggal dunia.
Rado menjadi desa mati. Seluruh penduduk pun akhirnya meninggalkan kampung yang dahulu dikenal dengan Rakwa dan membangun perkampungan baru hingga saat ini.
“Kita semua berkumpul di sini karena ada peristiwa yang hampir melululantakkan harapan kita semua. Dan hampir kita merasa Tuhan itu tidak ada. Tapi ini hari ini kita bersyukur kepada Tuhan karena kita semua masih tetap ada sampai saat ini, “kata Ampner di hadapan warga Kampung Rado yang mengikuti ibadah.
Ampner yang pada 2010 terlibat langsung memimpin proses evakuasi dan pertolongan terhadap para korban banjir bandang mengajak warga Kampung Rado menjadikan tragedi 14 tahun silam itu sebagai pelajaran berharga dalam hidup.
Dia minta warga tetap mensyukuri peristiwa itu meskipun harus kehilangan banyak keluarga dan kerabat termasuk kehilangan seluruh harta benda mereka.
“Tempat ini rata hampir tidak ada kehidupan. Tuhan dulu telah mengambil banyak kehidupan di tempat ini tetapi Tuhan juga telah menanam kembali kehidupan di sini. Jadi kita mensyukuri hari ini. Kita tidak boleh kehilangan harapan, “pesan Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Papua Barat ini.
Tokoh Agama Kristen Pendeta Rosalie Wamafma juga mengajak warga mengambil hikmah dari bencana 14 tahun lalu itu.
Dalam perspektif iman, menurut Pendeta Rosalie, peristiwa 4 Oktober 2020 itu mengajarkan umat manusia untuk senantiasa menjaga dan memelihara alam ciptaan Yang Maha Kuasa.
“Tuhan sedang mengingatkan kita. Bahwa kalau kita hidup dari alam ini, maka kita juga harus menghidupi alam ini dengan cara yang benar cara yang bertanggung jawab, “kata Anggota Badan Pekerja Am Sinode Wilayah XII Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua ini.
Setelah dari Rado, ziarah dilakukan di lokasi kuburan massal di TPU Kampung Wasior II. Di tempat ini sedikitnya tujuh korban banjir bandang 2010 dimakamkan dalam satu liang lahat karena tidak diketahui alamatnya serta kondisi jenazah yang sudah tidak memungkinkan lagi.
“Kita berdoa semoga mereka yang menjadi korban tenang di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa, “ kata Pjs Bupati Teluk Wondama.
Berdasarkan data Posko BPBD, bencana banjir bandang Wasior 4 Oktober 2010 menelan korban jiwa sebanyak 161 orang, luka berat 97 orang dan luka ringan 3.374 orang.
Sejak 2011, Pemkab Teluk Wondama menetapkan 4 Oktober libur fakultatif sebagai hari berkabung daerah.
Turut hadir dalam ziarah dan tabur bunga, Dandim 1811/Teluk Wondama Letkol Inf Budi Setiadi, Wakapolres Teluk Wondama Kompol Wilhelmus Tiwo serta para pimpinan OPD. (Nday)