Kabartimur BULUKUMBA – Parade obor Asean Games 2018 yang terangkai lewat kegiatan
ekspedisi pelayaran antar kota di belahan nusantara dengan menggunakan perahu
Phinisi Raja Naga Laut milik salah seorang investor dan sekaligus pengusaha
pariwisata asal Skotlandia bernama, Stuart Hoggard, menyisakan catatan sejarah
tersendiri dalam pelaksanaan event Festival Phinisi kesembilan ditahun 2018 yang
akan dihelat Pemerintah Kabupaten Bulukumba, Sulawesi-Selatan melalui rangkaian
prosesi Anyorong Lopi atau mendorong perahu pada hari, Jum’at, (18/09) mendatang,
bertempat di kawasan Pelabuhan Pelelangan Ikan (PPI) Bontobahari.
Tabuhan gendang disertai ritual Pamanca, dan pembacaan sinopsis Anyorong Lopi,
dipastikan akan mengisi dan memeriahkan penyelenggaraan tradisi Anyorong Lopi yang
telah ditetapkan sebagai event kalender wisata tahunan Kabupaten Bulukumba.
Kegiatan ini, bahkan berhasil menggugah dan menginspirasi pengusaha pengrajin
perahu phinisi di wilayah administratif Kecamatan Bontobahari untuk kembali turun
‘gunung’ dan bersama-sama membesarkan nama perahu kebanggaan masyarakat kota Butta
Panrita Lopi, lewat event festival phinisi kesembilan tahun 2018.
Salah seorang warga masyarakat Bontobahari, Syarifuddin bahkan tak sungkan
mengungkapkan niat tulusnya untuk menjadikan Bontobahari sebagai sentra
pembelajaran dan balai latihan kerja (BLK) pembuatan perahu phinisi bagi kalangan
generasi muda dengan melibatkan para tetuah pembuat perahu phinisi terdahulu.
Teori dan praktek pembuatan perahu phinisi akan diwariskan secara bertahap kepada
generasi muda Bontobahari untuk membangun rasa bangga dan memiliki terhadap perahu
phinisi yang selama ratusan abad telah membelah alur pelayaran dunia.
Rasa bangga sebagai masyarakat maritim dan generasi pelaut ulung harus dibangun
sejak dini di kalangan generasi muda untuk menjaga dan melestarikan nama besar
perahu phinisi yang merupakan warisan keterampilan turun-temurun dari leluhur dan
nenek moyang masyarakat Bontobahari.
Jika tidak diwariskan dari sekarang, bukan sebuah hal yang mustahil, perahu phinisi
hanya tinggal akan menyisakan nama dan kenangan. Ungkapan ini diutarakan
Syarifuddin dalam perbincangan ringan dengan wartawan pada hari, Sabtu, (08/09)
siang kemarin.
Cita-cita dan harapan untuk membangun Balai Latihan Kerja Pembuatan Perahu Phinisi
yang diutarakannya, ternyata tak sekedar isapan jempol. Terbukti, jauh sebelum itu,
ia telah menyiapkan lahan tanah pribadinya, untuk dijadikan sebagai lokasi BLK.
Terobsesi oleh cita-cita tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Bulukumba, Muh. Ali
Salleng, kontan memberikan apresiasi untuk mengembalikan nama besar Bontobahari
sebagai Sentra Pembuatan Perahu Phinisi melalui rencana penetapan Bontobahari
sebagai lokasi pemusatan festival phinisi ke sepuluh tahun 2020 mendatang.
Jika tidak aral melintang, pelaksanaan event festival phinisi kesepuluh tahun depan
direncanakan akan mulai dipusatkan penyelenggaraannya di Bontobahari. Pemerintah
kecamatan bersama masyarakat juga akan diberi kepercayaan penuh untuk mendesign
tekhnis pelaksanaan kegiatan, termasuk dari sisi penataan kawasan sentra kuliner.
Pemerintah kabupaten sendiri hanya akan tinggal memberikan dorongan dan support
kepada masyarakat serta pemerintah kecamatan untuk memenuhi kekurangan dan kendala
tekhnis yang dialami oleh panitia, pungkas Ali Saleng menimpali obsesi mulia Dg.
Pudding, sapaan akrab bagi pria pemilik nama lengkap, Syarifuddin yang sehari-
harinya dikenal sebagai salah seorang tokoh masyarakat. (fadly syarif)