WASIOR – Para kepala sekolah dan pelaku pendidikan di Kabupaten Teluk Wondama meminta Pemkab mengalokasikan anggaran untuk mendukung pembelajaran dalam masa pandemi virus korona atau Covid-19.
Keharusan siswa belajar dari rumah (BDR) dengan metode pembelajaran secara daring (online) maupun luring yang diterapkan dalam masa pandemi Covid-19 dirasakan cukup memberatkan bagi sekolah maupun para siswa.
Tidak hanya menyulitkan, metode belajar secara daring maupun luring diklaim membutuhkan biaya yang cukup besar.
Jika memilih pembelajaran daring, sekolah dihadapkan dengan kondisi belum semua siswa memiliki handphone android. Belum lagi biaya untuk pengisian kuota internet.
Hal itu disampaikan para kepala sekolah pada saat rapat dengan Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Teluk Wondama di gedung Sasana Karya di Isei, baru-baru ini. Ikut hadir dalam rapat tersebut Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Hanok Mariai.
“Untuk belajar secara daring, sekolah kesulitan anggaran karena tidak bisa pakai dana BOS karena dana BOS itu sesuai ketentuan untuk membiayai 8 kegiatan prioritas jadi kami sudah usulkan untuk ada bantuan (dari Pemda) untuk mendukung pembelajaran daring dan luring, “ kata Hanok Mariai.
Koordinator Pengawas Sekolah (Korwas) Steven M menambahkan, metode pembelajaran luring dengan sistim modul juga membutuhkan biaya yang cukup besar.
Selain biaya pengadaan modul, sekolah juga harus menyediakan anggaran ekstra untuk biaya transportasi para guru untuk mendatangi para siswa dari rumah ke rumah.
“Kalau belajar dari rumah khususnya untuk SD itu cukup sulit, guru kesulitan mengajar terutama bagi siswa kelas 1. Jadi kami butuh biaya untuk bisa lakukan belajar dari rumah, kami mohon ada kebijakan dari Pemda, “ ujar Ketua PGRI Teluk Wondama.
Hal senada juga disampaikan Ketua Pengurus Sekolah Wilayah Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) Kabupaten Teluk Wondama.
Pihaknya berharap ada kebijakan khusus dari Pemkab Wondama untuk membantu sekolah maupun para siswa agar bisa menyelenggarakan pendidikan di masa pandemi ini.
Sekretaris Daerah Teluk Wondama yang juga selaku Sekretaris Gustu Covid-19 Denny Simbar mengatakan, pihaknya akan mengkaji terlebih dahulu usulan dari para kepala sekolah.
Namun demikan dia berharap pihak sekolah tetap mengupayakan agar proses belajar mengajar tetap berjalan meskipun tidak dalam bentuk tatap muka di kelas.
“Proses belajar mengajar harus tetap berjalan, silahkan cari metode yang dianggap paling cocok tanpa belajar tatap muka.
Soal dukungan anggaran nanti kita akan bicarakan dahulu tapi saya minta Dinas Pendidikan menyusun kebijakan pendidikan selama masa darurat Covid-19, “ ujar Simbar. (Nday)