Bantu Ekonomi Mama-mama Papua, Kampung Iriati di Wondama Beli Pangan Lokal untuk Disumbangkan ke Warga yang Isoman

WASIOR – Kampung Iriati di Kabupaten Teluk Wondama memilih komoditas pangan lokal sebagai bahan makanan utama yang disalurkan bagi warga yang melakukan isolasi mandiri (isoman) karena terinfeksi virus corona atau Covid-19.

Pangan lokal yang diberikan bagi warga isoman terdiri dari beragam jenis seperti keladi, singkong, betatas atau ubi jalar juga sayur-sayuran khas Papua seperti rebung, sayur gedi juga daun singkong dan daun pepaya. Juga dilengkapi dengan buah-buahan lokal seperti pisang dan pepaya.

Uniknya, semua bahan pangan lokal itu dibeli dari mama-mama Papua yang berjualan di pasar-pasar lokal dalam kompleks perumahan warga maupun di pasar sentral Iriati.

Plt Kepala Kampung Iriati Yohanis Ezron Payai atau yang akrab disapa Ari mengungkapkan pihaknya mengalokasikan 50 paket bahan makanan untuk disumbangkan bagi warga Iriati yang sedang melakukan Isoman.

Pengadaan bahan makanan tersebut bersumber dari Dana Desa Kampung Iriati tahun anggaran 2021.

“Kami ada siapkan sembako bagi warga isoman sebanyak 50 paket. Yang mana kami jadikan bahan pokok tradisional dari hasil kebun di wilayah kampung Iriati untuk diberikan kepada warga yang isoman,”ujar Ari di sela-sela berbelanja bahan pangan lokal di pasar lokal kompleks Huntap Iriati 3, Sabtu (7/8/2021).

Baca Juga :   Klaster Kambi Picu Lonjakan Covid19 Wondama, Wabup Andi Kayukatuy Minta Perusahaan Ditutup Sementara

Ari menuturkan dirinya sengaja memilih pangan lokal dengan maksud agar bansos pangan yang bersumber dari Dana Desa itu dapat juga memberi manfaat ekonomi bagi Mama-mama Papua yang berjualan di pasar.

Terlebih selama pandemi Covid-19, pendapatan Mama-mama Papua yang berjualan di pasar mengalami penurunan dratis karena sepi pembeli.

“Selama ini mereka menunggu dari pagi sampai malam, kira-kira jualan mereka ini siapa yangakan beli. Jadi ini terobosan kami karena selama ini kami lihat biasanya yang diberikan (berupa) beras, supermie dan lainnya (yang dibeli dari toko atau kios).

Kami di Iriati kami berikan bahan lokal sehingga ini bisa membantu perekonomian masyarakat,”ucap PNS pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung itu.

Mama-mama Papua Senang

Yohana Rumrawer, salah satu Mama Papua yang berjualan di pasar lokal kompleks Huntap Iriati 3 mengapresiasi kebijakan yang diambil Kepala Kampung Iriati.

Baca Juga :   Serapan APBD Manokwari T.A 2021 Baru Capai 25 %

Dia mengaku senang karena bahan pangan lokal yang dijualnya diborong untuk diberikan kepada warga yang isoman.

“Mama rasa senang karena dengan belanja di sini kami ada pemasukan, “kata Mama Yohana.

“(Begini bagus) Supaya masyarakat tetap dapat uang karena corona ini membuat banyak pembatasan jadi tidak ada orang datang beli sayur,”lanjut Yohana.

Martha Manusawai yang juga berjualan sayur-sayuran di Iriati mengaku senang dan berterima kasih atas terobosan dipilih Kepala Kampung Iriati.

“Terima kasih kepada kepala kampung karena bisa beli kita punya jualan jadi rasa senang. Karena bisa dapat uang, dapat pemasukan. Selama ini banyak jualan terpaksa bawa pulang, “ujar Mama Manusawai.

Menurut Mama Manusawai, pandemi Covid-19 benar-benar telah memukul perekonomian masyarakat terutama orang kecil seperti dirinya.

“Sangat, sangat setengah mati. Jadi bapa desa datang belanja begini kita senang. Bisa ada uang untuk kita putar lagi. Selama ini selama corona orang belanja jarang. Jadi sayur biasanya dibawa pulang karena tidak laku, “imbuh Mama Manusawai yang juga berharap tidak hanya kampung tetapi semua instansi daerah bisa melakukan hal serupa.

Baca Juga :   Sempat Dirawat di RS, Maeta Urosa Bayi Penderita Hidrosefalus di Wondama Meninggal Dunia

Sekedar diketahui, Bupati Teluk Wondama Hendrik Mambor sebelumnya telah meminta jajarannya agar bansos pangan bagi warga terdampak Covid-19 sebaiknya tidak hanya berupa sembako pabrikan yang dibeli di toko maupun kios tetapi juga berupa pangan lokal yang dibeli dari penjual Mama-mama Papua.

Hal itu perlu agar dana bansos dari APBD tidak hanya mengalir kepada para pengusaha skala sedang dan besar tetapi juga dapat dirasakan oleh para penjual-penjual di pasar terutama mama-mama Papua.

“Kalau beli di toko atau kios itu berarti buat yang kaya tambah kaya. Jadi beli juga sagu, keladi, ubi dan sayur-sayuran yang dijual Mama-mama Papua di pasar supaya ada keseimbangan ekonomi, “kata Mambor. (Nday)

Pos terkait