Panen Perdana Jagung, Mambor Harap Pendapatan Petani Wondama Meningkat dan Jadi Pelaku Pasar

WASIOR – Bupati Teluk Wondama Hendrik Mambor bersama Wakil Bupati Andarias Kayukatuy dan jajaran Forkopimda, Senin (14/11) melakukan panen perdana jagung jenis bisi II di Kampung Webi, Distrik Rasiei.

Jagung yang dipanen merupakan hasil karya petani lokal Kampung Webi sendiri yakni Hirkanus Mbari di atas lahan seluas 0,3 hektare.

Hirkanus adalah salah satu dari 800 KK petani di Wondama yang termasuk dalam peserta program unggulan sektor pertanian tahun 2022 yakni peningkatan diversifikasi dan ketahanan pangan masyarakat.

Kegiatan utama dari program tersebut adalah pemanfaatan pekarangan dan lahan usaha jagung.

Hasilnya dari lahan 0,3 hektare, dari perhitungan awal yang dilakukan Dinas Pertanian dan Pangan didapatkan produksi jagung kering utuh sebanyak 1,842 ton. Sementara  untuk pipilan kering diperkirakan hasilnya sebanyak 1,455 ton.

Bupati berharap panen perdana jagung di Kampung Webi menjadi awal yang baik menuju peningkatan pendapatan para petani.

Baca Juga :   Pemeriksaan Swab, Empat Pasangan Calon Pilkada Wondama Negatif Corona

Hal itu sebagaimana tujuan awal dari program unggulan sektor pertanian yakni meningkatkan pendapatan masyarakat dalam rangka pengentasan kemiskinan ekstrem.

Dengan begitu diharapkan target menekan jumlah penduduk miskin ekstrem menjadi nol persen pada 2024 bisa terwujud.

“Ini bagian dari upaya kita mengatasi permasalahan kita di daerah. Seperti kemiskinan, kemiskinan ekstrim dan berbagai hal yang lain. Juga sebelum itu Covid yang berdampak besar bagi pendapatan masyarakat dan terbaru inflasi, “ujar Mambor dalam sambutan.

Mambor mengatakan sejak awal menjadi pemimpin baru di Teluk Wondama, dia bersama wakil bupati terus mendorong pemanfaatan lahan pekarangan juga lahan tidur untuk pengembangan komoditi pertanian terutama dalam rangka menjaga ketahanan pangan di daerah.

Juga untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Hal itu menurut bupati memang tidak mudah karena masyarakat Wondama terutama warga lokal sudah terbiasa menggantungkan hidup dari apa yang disediakan alam.

Baca Juga :   Pendeta GKI di Wondama Jangan Ikut-Ikutan Tolak Otsus

Maka dari itu pendampingan dan pembinaan harus terus dilakukan agar masyarakat bisa beralih dari kebiasaan konsumtif dengan bergantung pada apa yang disediakan alam menjadi masyarakat yang produktif dan mandiri.

Mambor ingin ke depan masyarakat asli Wondama tidak hanya jadi petani dan nelayan yang hanya tahu memproduksi tapi juga harus bisa menjadi pelaku atau pemain di pasar.

“Memang merubah mindset itu tidak gampang tapi harus kita mulai. Generasi sekarang harus rubah pola pikir, mancing harus jadi uang selain untuk makan. Tanam di halaman harus jadi uang selain untuk makan.

Harus kita lakukan itu. Masyarakat kita harus sampai ke situ. Secara perlahan-lahan petani Wondama juga menjadi pelaku pasar, “ujar mantan kepala Bappeda itu.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Korneles Paduai mengatakan dari 180 hektare lahan usaha jagung yang dikelola 800 KK petani di tahun ini, pihaknya menargetkan sedikitnya 76 hektare bisa mencapai produksi yang maksimal.

Baca Juga :   Abaikan Edaran Bupati, Harga Pertalite di Wasior Tembus 15 Ribu

Dari luasan itu target produksi jagung kering yang diharapkan sekurang-kurangnya mencalai 150 ton untuk satu kali musim tanam.

“Jika melihat hasil dari kebun bapak Hirkanus Mbari seperti yang kita lihat hari ini maka kami yakin dalam 2 tahun ke depan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Teluk Wondama bisa kita hapuskan, “kata Paduai.

Sebagai informasi, Pemkab Teluk Wondama melalui APBD tahun anggaran 2022 mengalokasikan anggaran sebesar 8 miliar untuk program peningkatan diversifikasi dan ketahanan pangan melalui pengembangan jagung dan budidaya sayur-sayuran yang melibatkan 800 KK petani.

Anggaran itu antara lain untuk bantuan insentif bagi petani sebesar 6 juta per KK juga untuk pembukaan lahan, pengadaan benih, pupuk juga alat pertanian lainnya. (Nday)

 

Pos terkait