Kampung Oya jadi TPS Termahal di Wondama, Antar Jemput Logistik Pakai Helikopter, Habiskan Ratusan Juta

WASIOR – Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kampung Oya, Distrik Naikere layak disebut TPS termahal di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat.

Bagaimana tidak, TPS yang berlokasi di kampung perbatasan antara Teluk Wondama dengan Kabupaten Kaimana itu menjadi satu-satunya TPS di Wondama yang harus dijangkau dengan jalur udara.

KPU bersama rekananpun terpaksa menyewa helikopter untuk pengantaran dan penjemputan logistik Pilkada 2020 termasuk personil Pam TPS.

Pada Selasa siang (8/12/2020) helikopter yang didatangkan dari Nabire mendarat di Bandara Wasior untuk selanjutnya terbang ke Oya guna mengantarkan logistik Pilkada 2020.

Sedianya distribusi logistik ke Oya via udara dilakukan pada Minggu, 6 Desember. Namun rupanya ada kendala teknis sehingga distribusi baru bisa dilaksanakan pada H-1.

Ketua KPU Teluk Wondama Monika Elsy Sanoi bersama Ketua Bawaslu Menahen Sabarofek ikut terbang ke Oya untuk memastikan logistik Pilkada tiba dengan aman.

Baca Juga :   Anak 9 Tahun dan Pria 50 Tahun Terinfeksi, Kasus Covid-19 di Wondama yang Masih Dirawat Kini Jadi 10

Yang unik, logistik Pilkada yang diantar dengan helikopter ‘hanya’ berupa 1 kotak suara dan 3 bilik suara dari bahan karton dengan surat suara yang juga tidak seberapa jumlahnya.

Ikut dikirim beberapa formulir, ember untuk tempat air mencuci tangan serta alat pelindung diri (APD) bagi petugas KPPS. Jika dihitung berat logistik yang dimuat dengan helikpoter tak melebihi dari 25 Kg.

Namun demikian, KPU tidak punya pilihan lain. Letak Kampung Oya yang ada di pedalaman dan masih terisolir lantaran belum terhubung akses jalan darat mengharuskan logistik Pilkada dikirim via udara.

Dan tentu saja dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk bisa mengantar logistik yang tidak seberapa itu tiba di Oya agar Pilkada bisa dilangsungkan esok hari.

“Sewa 4 jam bayarnya 60 juta,”ungkap rekanan KPU Teluk Wondama yang bertugas melakukan distribusi logistik.

Baca Juga :   Bursa Inovasi Desa, Cara Pemkab Teluk Wondama Efektifkan Penggunaan Dana Desa

Itu berarti pihak rekanan harus menyiapkan anggaran kurang lebih 60 juta lagi untuk pengambilan kembali logistik Pilkada setelah proses pungut hitung dilakukan. Sehingga total anggaran yang dikeluarkan untuk TPS Oya bisa mencapai Rp120 juta.

TPS Oya bersama 5 TPS lain di Distrik Naikere oleh Polres Teluk Wondama dikategorikan sebagai TPS rawan II alias TPS yang paling rawan.

Dengan status itu seharusnya ada 2 personil Polri yang ditempatkan untuk menjaga keamanan. Namun karena droping logistik termasuk personil dilakukan lewat jalur udara maka khusus TPS Oya terpaksa hanya dikawal 1 personil saja.

“Untuk TPS Oya seharusnya dua petugas tapi mengingat keterbatasan muat helikopter jadi hanya 1 personil yang bisa ikut, “kata Kapolres AKBP Yohanes Agustiandaru yang ikut hadir menyaksikan pengiriman logistik ke Oya di Bandara Wasior.

Baca Juga :   Warga Distrik Roswar Tagih Janji Pembangunan Dermaga Beton

Untuk diketahui dalam beberapa kali Pemilu sebelumnya termasuk Pileg dan Pilpres 2019, distribusi logistik ke Kampung Oya dilakukan dengan berjalan kaki.

Dibutuhkan waktu antara 3 sampai 5 hari untuk sampai di kampung terluar Wondama itu. Bahkan jika cuaca hujan yang mengakibatkan sungai meluap perjalanan bisa mencapai 7 hari sehingga untuk pergi pulang bisa menembus 14 hari. (Nday)

Pos terkait