Warga Desa Lingga Lingga Pinrang Dambakan Aliran Listrik

Pinrang -Warga Dusun Lingga-Lingga, Desa Alitta, Kecamatan Mattiro Bulu, Kabupaten Pinrang, sekitar satu kilometer dari jalan poros Desa Alitta Pinrang menuju Kabupaten Sidrap, sangat mendambahkan hadirnya listrik di Kampung mereka. Thamrin

Pasalnya, sejak kehadirannya di kampung tersebut sekitar delapan puluh tahun silam, belum pernah merasakan yang namanya penerangan lampu. Padahal, daerah ini (Kabupaten Pinrang) terdapat pembangkit listrik yang namanya Pembangkit Linstrik Tenaga Air (PLTA) Bakaru dengan mensuplay kebutuhan listrik sejumlah daerah di Sulsel.

Ironisnya, sebagai warga Pinrang yang satu kilayah dengan pembangkit PLTA Bakaru, menurut P. Supu, ketika ditemui dikediamannya Dusun Lingga-Lingga, bahwa Kampung yang dihuni oleh sekitar 80 KK  pemilik kartu tanda penduduk (KTP)  dan berpenghasilan dari hasil kebun dan sawah ini, belum juga menikmati aliran listrik.

P. Supu, yang mengungkapkan kesedihannya didampingi sejumlah warga Dusun Lingga Lingga, juga mengungkapkan hal yang sama.  Meski perjuangan belum mendapat hasil seperti yang diharapkan. Namun warga yang tinggal diperbatasan Kabupaten Pinramg – Kabupaten Sidrap pantang surut berjuang sebagai warga negara indonesia untuk mendapatkan kesamaan hak seperti warga lainnya yang sudah menikmati aliran listrik.

Baca Juga :   Polres Tator Keluarkan Himbauan Disiplin Prokes, Dan Menindak Tegas Yang Melanggar Prokes.

“Kami melihat ada perlakuan yang berbeda terhadap warga lain didaerah ini telah menikmati aliran listrik padahal kami juga warga Pinrang.”ungkap P Supu diamini warga lainnya .

Sementara Podding (60), mengatakan dirinya selama ini hanya mampu menghadirkan genset untuk melayani kebutuhan warga meski harus mengeluarkan uang pribadi. “Genset beroperasi mulai pukul 18.00 wita hingga pukul 01.00 wita dini hari.”

Ketika ditanya, Podding, menjelaskan genset tersebut hadir di kampung ini atas upayanya sendiri. “Saya yang beli genset itu pak bukan bantuan Pemerintah.”

Untuk kelangsungan agar mesin genset tersebut tetap terus beroperasi, dirinya memaksimalkan pemeliharaan dan memenuhi kebutuhan bahan bakarnya tanpa memungut biaya dari warga. “Saya tidak memungut biaya dari mereka karena mereka semua adalah keluarga.(thamrin)

Pos terkait