Ruang Kelas Terbatas, Ratusan Siswa SD di Pusat Kota Manokwari Ini Terpaksa Sekolah Siang

MANOKWARI – Terletak di pusat kota ternyata bukan menjadi jaminan selalu mendapat perhatian. Kondisi itulah yang dialami SDN 35 Sanggeng, Manokwari.
Kendati berada di jantung kota Manokwari, Ibukota Provinsi Papua Barat, SD yang telah berusia puluhan tahun ini terkesan terabaikan. Memiliki 534 siswa, SDN 35 Sanggeng hanya memiliki 10 ruang kelas.

Alhasil selama beberapa tahun terakhir aktivitas belajar mengajar terpaksa dibagi dalam dua sesi, yakni pagi hari dan siang hari. Menurut Kepala SDN 35 Sanggeng Nina Kusminar dari 18 rombongan belajar (rombel), sebanyak 6 rombel terpaksa bersekolah siang hari lantaran kekurangan ruang kelas.

“Sesuai jumlah siswa 534 orang, kita kurang 7 ruangan. Satu rombel kita pakai di laboratorium jadi terpaksa 6 rombel kami sekolahkan siang hari dari jam 10.30 WIT, “ kata Nina usai acara pelepasan siswa kelas VI tahun pelajaran 2018/2019 di pelataran SD setempat, Rabu (12/6).

Baca Juga :   Sambut Harhubnas 2022, Dishub dan Instansi Terkait Kerja Bakti Bersihkan Pelabuhan Wasior

Adanya sesi sekolah siang, lanjut Nina, sangat berpengaruh terhadap efektivitas proses belajar mengajar terutama dari sisi daya tangkap para siswa. Dari pengalaman yang ditemui, banyak peserta didik yang mudah hilang konsentrasi karena mengantuk atau kepanasan.

Karena itu pihak sekolah berharap pemerintah melalui instansi terkait membangun ruang kelas baru sehingga proses belajar mengajar bisa dilakukan serempak di pagi hari.

“Kami harap instansi terkait untuk menambah gedung karena khawatir kalau anak-anak belajar di siang hari memang kurang efektif, “ ucap Nina.

Masalah yang dihadapi SDN 35 Sanggeng bukan hanya ruang kelas yang terbatas. Sekolah yang telah menghasilkan ribuan lulusan ini juga kekurangan toilet dan ruang untuk Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Sejauh ini hanya tersedia 6 toilet umum yang dibagi masing-masing 3 unit untuk siswa dan 3 untuk para guru. Jumlah tersebut sangat tidak sebanding dengan banyaknya siswa yang mencapai 500-an orang.

Baca Juga :   Bawaslu Wondama Ajukan Dana 12 M untuk Maksimalkan Pengawasan Pilkada 2020

“ Toilet perbandingannya 1 :30 siswa, “ kata Nina yang sudah 5 tahun menjadi Kepsek SDN 35 Sanggeng.
Dua Lantai, keterbatasan fasilitas terutama ruang belajar di SD setempat juga menjadi keprihatinan sendiri pihak Komite Sekolah. Sebagai salah satu sekolah tertua di Manokwari, SDN 35 Sanggeng sudah selayaknya ditunjang dengan fasilitas yang memadai.

Seperti Kepala Sekolah, pihak komite juga mengharapkan Pemda secepatnya memperhatikan kondisi SDN 35 Sanggeng terutama penambahan ruang belajar sehingga tidak ada lagi kelas siang.

“Kami imbau kepada Pemkab Manokwari dan Pemprov Papua Barat supaya bisa memperhatikan usulan komite dan Kepsek untuk membangun sekolah ini jadi dua lantai. Karena SD ini letaknya di tengah kota Manokwari, “ kata Sraun selaku Wakil Ketua Komite pada acara yang sama.

Dia mengatakan, sudah waktunya SDN 35 Sanggeng dibenahi fasilitasnya agar bisa menjadi sekolah unggulan. Komite sekolah bersama para orang tua, lanjut Sraun, siap memberikan kontribusi secara moril maupun material demi mewujudkan SDN 35 Sanggeng jadi sekolah terbaik.

Baca Juga :   Lantik Baperkam Distrik Rasiei, Mambor Ingin Kampung Galakkan Semangat Pemberdayaan

“Mari kita sama-sama membangun SDN 35 Sanggeng untuk kepentingan anak cucu kita, “ ucap Sraun. (Nday)

Pos terkait