Pagi Ini, JOIN Paparkan Sikap Netral Dalam Pemberitaan Pilkada 2018

KABARTIMUR MAKASSAR | Jika  tak ada aral melintang, pagi ini Ketua Jurnalis Online Indonesia (JOIN) Sulsel, Rifai Manangkasi, SE, MM akan menjadi pembicara dalam twmu wicara netralitas JOIN pada. Pilkada serentak 2018 di Maxone hotel Makassar (28/3).

 

Sikap JOIN daaalam proses pelaksanaan Pilkada langsung, salah satu hal yang patut diperhatikan adalah pendidikan politik bagi masyarakat. Masyarakat perlu mendapatkan informasi yang lengkap tentang berbagai hal terkait dengan pilkada, mulai dari keuntungan, kerugian, proses sampai pada urgensi dan filosofi Pilkada langsung.

 

Menurut Rifai, sikap apatis masyarakat yang selama ini dirasakan harus direspon agar nantinya pesta demokrasi langsung yang akanberlangsung di Sulsel dapat berjalan dengan baik, sukses dan aman. Masyarakat harus dimotivasi untuk dapat menggunakan hak pilihnya, karena pilihan mereka nantilah yang akan menentukan nasib mereka dan daerah kedepan.

 

Lanjut dikatakan, Pilkada sebagai proses demokratisasi sangat bergantung pada kultur masyarakat setempat, sikap apatisme, ketidaktahuan, dan ketidaksiapan masyarakat akan menghambat proses demokratisasi tersebut.

Baca Juga :   Lion Air dan Air Asia Dilarang Buka Rute Baru

 

Oleh karena itu, katanya, masyarakat harus benar-benar disiapkan dalam menghadapi Pilkada langsung. Ini menjadi penting untuk dipikir dan diperhatikan karena jika masyarakat tidak siapa, pilkada langsung hanya akan menjadi boomerang dan malapetaka bagi daerah.

 

Pendidikan politik, dikatakan Rifai, dalam rangka menyiapkan masyarakat harus merambah ke semua level pemilih, mulai dari yang pemula sampai dengan orang yang telah berulang kali menggunakan hak pilihnya. Para pemula yang dimaksud disini adalah mereka yang baru pertama kali terdaftar sebagai pemilih karena pada saat pemilihan nanti mereka telah memenuhi persyaratan sebagai pemilih.

 

Pendidikan politik, ujar Rifai, dalam konteks pemberitaan diharap berbuah keberhasilan pilkada langsung untuk kepemimpinan daerah yang demokratis, sesuai kehendak dan tuntutan rakyat sangat tergantung pada kritisisme, rasionalitas dan kesadaran rakyat sendiri akan hak-hak politik mereka. Kesadaran rakyat ini akan terbangun dengan pendidikan politik anggota JOIN bagi rakyat. Rakyat jangan dijadikan boneka politik yang hanya dibutuhkan ketika pemilihan.

Baca Juga :   GRD: Aparat hukum segera ungkap dugaan korupsi proyek Alur Sungai Kajenjeng

 

Ia mengatakan, pendidikan politik yang benar melalui pemberitaan diharapkan masyarakat dapat siap menghadapi pilkada langsung nanti dan bersama-sama dengan semua pihak untuk turut serta mensukseskan perhelatan akbar tersebut.

 

Lebih jauh dijelaskan Rifai bila fenomena Golput yaitu antara Pilihan dan tuntutan politik harus menjadi fokus anggota JOIN sebab wacana dan isu untuk Golput kian berkumandang seiring dengan konstelasi perpolitikan yang berkembang. Sebab,

sebagai warga negara yang baik, memberikan suaranya atau mempergunakan hak pilihnya dalam pilkada langsung nanti merupakan keharusan. Rakyat mendiami suatu wilayah negara tertentu dengan pemerintahan yang berdaulat, sehingga rakyat harus berpartisipasi di dalamnya.

 

Ahlu dari Dewan Pers ini lnjut menjelaskan, meskipun dalam etika politik terkandung unsur tawaran mempergunakan atau tidak mempergunakan hak pilih adalah pilihan asasi, tetapi memberikan suaranya jauh lebih bermartabat ketimbang Golput.

Baca Juga :   Opini: Menatap Indonesia 2016 Antara Peluang dan Tantangan

 

Pemberitaan anggota JOIN dapat memberi ketakinan bila warga lebih dihargai dengan menentukan pilihan ketimbang tidak menentukan pilihan sama sekali. Disadari, bahwa semua jenis pilihan mengandung resiko dan konsekuensi, apa pun bentuk dan jenis pilihan tersebut. “Memberikan suaranya jauh lebih terhormat sebagai warga negara karena ikut berpartisipasi dalam menentukan masa depan daerah.

Warga harus diberikan pemahaman akan siapa yang akan mereka pilih nantinya, budaya memilih kucing dalam karung harus dihilangkan.

 

Diakhir keterangannya, jurnalis sejak awal harus sudah paham dan memberitau warga siapa calon kepala daerah yang akan mereka pilih, bagaimana track record mereka, apa visi dan misinya, dan bagaimana moral mereka, baik moral dalam beragama maupun dalam bermasyarakat. “Warga harus tau calon yang konsekuen memegang janji dan komitmen  jangan sampai rakyat hanya dijadikan massa pendukung, dipuja-puja menjelang Pilkada dan saat meraih singgasana warga diterlantarkan,” ujarnnya.(**)

Pos terkait