Melalui Musik Tradisional, Lapas Manokwari Bentuk Karakter Positif Warga Binaan

Manokwari , kabartimur.com– Lapas Kelas IIB Manokwari terus menunjukkan komitmennya dalam pembinaan warga binaan, kali ini melalui pelatihan seni budaya dengan fokus pada musik tradisional khas Papua. Kegiatan yang digelar di lapangan Lapas ini disambut dengan antusias oleh para warga binaan, yang diberikan kesempatan untuk mempelajari dan memainkan beragam alat musik tradisional Papua. (18/09)

Kalapas Manokwari, Sudarno turut hadir mendampingi pelaksanaan kegiatan ini, memberikan arahan sekaligus motivasi kepada warga binaan.

Bacaan Lainnya

“Program pembinaan musik tradisional ini bukan sekadar melestarikan warisan budaya, tetapi juga sebagai sarana untuk mengembangkan potensi diri serta memperkuat solidaritas di antara para warga binaan,” ujar Sudarno.

Baca Juga :   Pencermatan Rancangan DCT Selesai, KPU Segera Lakukan Verifikasi Administrasi

Dalam pembinaan ini, warga binaan diperkenalkan dengan berbagai alat musik tradisional Papua, seperti tifa, alat musik petik, dan beberapa instrumen lain yang khas dalam menghasilkan nada-nada unik dari budaya lokal seperti stand bass tradisonal yang di mainkan oleh FK, beliau sudah main alat dari mulai SD di numfor. Selain mendapatkan pengetahuan sejarah dan cara memainkannya, para warga binaan juga langsung mempraktikkan permainan alat musik tersebut, baik secara individu maupun berkelompok.

Kalapas Manokwari menekankan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan memberikan keterampilan, tetapi juga berdampak positif pada mental dan sosial warga binaan.

“Kami ingin mereka merasakan kebanggaan atas budaya lokal mereka sendiri. Musik tradisional adalah medium yang efektif untuk menumbuhkan kecintaan terhadap budaya dan memperkuat rasa saling menghormati di antara sesama,” terangnya.

Baca Juga :   Lapas Manokwari Laksanakan Screening Kesehatan untuk Warga Binaan

Pembinaan seni ini merupakan bagian dari program pengembangan diri yang rutin dilaksanakan di Lapas Manokwari. Setiap warga binaan didorong untuk aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang edukatif dan rekreatif. Partisipasi ini, menurut Kalapas, dapat mempercepat proses pemulihan sosial mereka sehingga siap kembali ke masyarakat dengan keterampilan dan sikap yang lebih baik.

“Kami berharap program ini terus berlanjut dan semakin berkembang. Kami ingin membekali mereka dengan keterampilan serta menanamkan nilai-nilai positif yang dapat mereka bawa saat kembali ke lingkungan sosialnya,” tambah Kalapas sebelum menutup acara.

Dengan dukungan penuh dan partisipasi aktif dari para warga binaan, kegiatan pembinaan musik tradisional ini berjalan dengan lancar. Program ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara efektif dalam membangun karakter yang lebih baik serta menumbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap budaya Papua yang kaya. ( Rls)

Baca Juga :   Hari Anak Nasional 2024 , Lapas Kelas II Manokwari Beri Remisi  Kepada 9 Anak Binaan

Pos terkait