Gereja Baru Jemaat Syaloom Wasior Sudah 85 Persen, Siap Jadi Tuan Rumah Sidang Sinode GKI 2027

WASIOR, Kabartimur.com – Pembangunan gedung gereja baru Jemaat GKI (Gereja Kristen Injili) Syaloom Wasior, Kabupaten Teluk Wondaman Papua Barat kini telah mencapai 85 persen.

Gereja dengan ukuran 53 x 25meter dipersiapkan menjadi salah satu tempat pelaksanaan Sidang Sinode ke-19 GKI di Tanah Papua yang berlangsung di Wondama pada 2027 mendatang.

Ketua Panitia Pembangunan Remran Sinadia mengungkapkan, pekerjaan kategori besar hampir seluruhnya sudah terselesaikan. Penataan interior berupa pemasangan plafon, kaca ukir, lampu hingga pengecatan dinding tahap pertama sudah hampir 100 persen.

Yang tersisa berupa pemasangan keramik lantai dan penyelesaian menara. Juga pengecatan dinding bagian luar, pemasangan mimbar serta perapihan akhir termasuk penataan halaman gereja.

“Target awal kita memang 2025 baru diresmikan. Tapi sebenarnya kalau bisa dipercepat kita maunya tahun ini bisa selesai dan diresmikan. Tapi karena bantuan dari Pemda tahun ini terbatas jadi sepertinya tidak bisa tahun ini (selesai), “ujar Remran di sela-sela pengecoran atap teras depan, baru-baru ini.

Baca Juga :   Cegah Mobilisasi Massa Saat Pencoblosan, Polres Teluk Wondama Bakal Lakukan Penyekatan di Sejumlah Titik

Soal  tuan rumah Sidang Sinode 2027, Remran menyatakan pihaknya siap jika diberi kepercayaan oleh Sinode maupun Pemerintah Daerah.

“Yang jelas kita siap kalau ditunjuk karena itu juga menjadi kehormatan bagi Jemaat Syaloom. Karena memang kapasitas gereja ini cukup besar bisa menampung sekitar 1.000 jemaat jadi saya kira cukup memadai. Kita juga punya basemen yang bisa dipakai untuk tempat rapat-rapat, “kata Ketua Komisi C DPRK Teluk Wondama ini.

“Dan kita juga sedang siapkan pembangunan pastori (rumah tinggal pendeta) yang kita bangun dengan swadaya jemaat sendiri karena Pemda sudah membantu untuk gereja ini, “lanjut Remran.

Pembangunan gereja baru Jemaat Syaloom Wasior yang didesain menyerupai Katedral di Eropa dimulai tahun pada pertengahan 2019 dengan sistim swakelola.

 

Sampai saat ini, rumah ibadah yang juga dilengkapi dengan balkon dan basement itu telah menelan anggaran lebih kurang 11 miliar yang sebagian besar merupakan bantuan dari Pemkab Teluk Wondama.

Baca Juga :   APBD Wondama Sudah 1 Trilyun, Wabup Indubri : Kalau Dikelola Dengan Berhikmat, Seharusnya Itu Cukup !

Remran memperkirakan dibutuhkan setidaknya 2 miliar lagi untuk bisa menyelesaikan semua pekerjaan hingga tuntas.

“Awalnya dari Rp10,9 miliar perencanaan tetapi membengkak karena harga material naik cukup signifikan terutama besi, kaca, baja juga naik cukup tinggi. Jadi memang terjadi pembengkakan karena RAB ini disusun dari 2018. Jadi kita mesti hati-hati mengatur manajemen (keuangan), “terang dia.

Untuk menopang pembiayaan, menurut anggota DPRK Teluk Wondama dari Partai Gerindra ini, panitia pembangunan dibantu jemaat melakukan berbagai kegiatan usaha dana.

Seperti terlibat pembuatan dranaise, pengecoran jalan lingkungan, babat rumput di kantor-kantor pemerintah hingga penjualan kayu bakar dan bazar kue.

Panitia juga mendapatkan donasi berupa uang maupun material dari sejumlah pihak yang perduli.

“Sumber dana kita dari janji iman jemaat juga. Satu bulan 150 ribu. Kita hitung-hitung kalau semua bisa mengumpulkan, lumayan banyak karena kita ada 400 KK jemaat kita, “ungkap Remran.

Baca Juga :   Tiga Hari Turun Jalan, Pemuda Sulsel Wondama Sumbang 16 Juta untuk Korban Bencana Sentani

Bupati Teluk Wondama Hendrik Mambor sebelumnya mengatakan Pemda memberikan dukungan anggaran untuk penyelesaian sejumlah gedung gereja yang sedang dalam proses pembangunan.

Antara lain gereja baru Jemaat Syaloom Wasior, Gereja Gunung Sinai Rasiei dan Gereja Bethel Aisandami, Distrik Teluk Duairi.

Khusus Gereja Syaloom Wasior, bupati menyebut gereja baru yang mengusung tampilan ala Katedral di Eropa itu masuk target untuk menjadi tuan rumah pelaksanaan Sidang Sinode GKI pada 2027.

Sidang Sinode GKI sendiri merupakan salah satu agenda rohani terbesar di Tanah Papua. Hajatan keagamaan itu biasanya dihadiri ribuan orang datang dari berbagai penjuru Tanah Papua juga dari wilayah Indonesia lain. (Nday)

 

Pos terkait