WASIOR – Umat Katolik Paroki Santo Laurentius Wasior bersama dengan Kantor Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Kabupaten Teluk Wondama, Sabtu (11/3) melaksanakan aksi sosial lingkungan berupa penanaman bibit mangrove (bakau).
Penanaman bibit mangrove dilakukan di pesisir pantai Kampung Iriati, Distrik Wasior tepatnya di belakang Pasar Sentral Iriati. Sedikitnya 200 bibit mangrove ditanam dalam kesempatan itu dengan menggunakan sistim rumpun.
Sekretaris Dewan Pastoral Paroki (DPP) Santo Laurentius Wasior Silvanus Surung mengatakan kegiatan penanaman mangrove merupakan aksi nyata Paskah 2023.
Hal itu sejalan tema Aksi Puasa Pembukaan (APP) Paskah untuk gereja katolik tahun 2023 yakni tanggap terhadap sesama manusia dan alam ciptaan Tuhan.
“Ini sumbangsih kita dari gereja katolik dalam rangka melestarikan lingkungan hidup. Bahwa Tuhan sudah memberikan lingkungan itu tidak serta merta kita kelola semau kita tetapi kita diminta untuk bertanggung jawab melestarikannya, “jelas Silvanus.
Kepala Kantor CDK Kabupaten Teluk Wondama Eli Leihitu mengatakan pihaknya terus mendorong aksi lingkungan dengan melibatkan berbagai komponen masyarakat dalam rangka menumbuhkan kepedulian terhadap pelestarian lingkungan.
Di tahun ini dalam rangka Hari Rimbawan, CDK Teluk Wondama sudah beberapa kali melaksanakan kegiatan penanaman mangrove termasuk dengan umat katolik Paroki Santo Laurentius Wasior.
Hal itu bertujuan untuk merestorasi ekosistem mangrove di Wondama yang sudah banyak mengalami kerusakan.
“Jadi ini merupakan gerakan moral untuk mengajak masyarakat baik itu masyarakat agama, masyarakat adat, masyarakat umum dan masyarakat yang ada di sekitar lingkungan Pasar Iriati ini untuk mencintai lingkungan, “kata Leihitu.
“Dengan adanya kegiatan ini kita bisa mengajak masyatakat untuk sama-sama menjaga kelestarian lingkungan karena kita tahu bahwa lingkungan lestari maka masyarakat sejahtera, “lanjut dia.
Sebagai informasi, sebelumnya Kantor CDK Teluk Wondama telah melaksanakan penanaman mangrove di sepanjang pantai Distrik Wasior seluas 25 hektar dengan melibatkan Pemda, komunitas gereja, masyarakat umum juga unsur dari TNI/Polri dan relawan. (Nday)
