Sapma PP Minta Pelaku Pemukulan Wartawan Diusut

Kekerasan terhadap pers kembali terjadi di Makassar, salah seorang wartawan media Online, Muh Yasir atau akrab di sapa bombom itu mendapatkan tindakan tak terpuji diskriminasi dan intimidasi di saat tengah meliput berjalannya debat kandidat calon bupati (cabup) dan Calon wakil bupati (cawabup) Takalar di Menara Bosowa, Rabu malam (28/12).

Ihkwal terjadinya tindak kekerasan jurnalis ini, saat Bombom tengah mengambil gambar di luar ruangan debat kadidat cabup dan cawabup Takalar, tiba-tiba, massa Bur-Nojeng mengepungnya bahkan di saat bersamaan adik kandung Bur, Baharuddin Rangga yang juga anggota DPRD Provinsi Sulsel itu mendorong Bombom dan memaksa menghapus gambar yang telah di ambilnya.

Nah, menyikapi hal tersebut, Ketua Satuan Pelajar Mahasiswa (Sapma) Pemuda Pancasila Kota Makassar, Arul dalam rilisnya menyayangkan terjadinya diskiminasi dan intimidasi yang di alami wartawan Online24jam.

“ini adalah Negara Hukum dan kebebasan Pers itu lindungi oleh Undang-Undang, sepatutnya para pendukung paslon Bur-Nojeng paham itu, jangan main hakim sendiri.” katanya.

Disisi lain, ternyata adik kandung Bur, Baharuddin Rangga juga turut serta kejadian itu hingga menambah amarah massa Bur-Nojeng,

“ini yang menjadi soal, setahu saya Baharuddin Rangga itu anggota DPRD Sulsel, mestinya kehadirannya itu untuk melerai massa bukan memprovokasi massa. Tindakannya ini jelas sangat tidak mencerminkan sebagai seorang legislator, ini harus di tindak,” tegas Arul.

Lanjut Ketua Sapma PP Kota Makassar ini, kami akan kawal kasus ini, sebab selain telah melanggar Undang-Undang Perlindungan Pers, Baharuddin Rangga selaku legislator itu telah melanggar kode etik dan tindakannya juga terindikasi dalam tindak pidana