Kodim 1801 Manokwari Tertarik Budidayakan Pisang Raksasa 

MANOKWARI-Tidak seperti tanaman pohon pisang lainnya yang  biasanya  tumbuh berimbun dan tinggi pohonnya hanya rata-rata dibawah 5 meter.

Pohon pisang satu ini merupakan tanaman pohon  endemik jenis pohon pisang Musa Ingens yang dikategorikan termasuk  pohon pisang raksasa dan berdasarkan pengamatan menunjukkan bahwa  pisang tersebut menjadi tanaman habitat asli di wilayah setempat.

Keberadaan pohon pisang ini  ditemukan di Kampung kwau Distrik Mokwam Kabupaten Manokwari di kawasan daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf)  Provinsi Papua Barat.

Tanaman pisang ini identik dengan tinggi pohon menjulang pada ketinggian 25 meter hingga 30 meter.

Warga setempat mengenal jenis pohon pisang Musa Ingens, sebagai pohon pisang raksasa yang biasa tumbuh di hutan pegunungan tropis daerah Papua dengan ketinggian 1.500 hingga 2.000 meter di atas permukaan laut.

Ketertarikan terhadap pohon pisang raksasa tersebut, Dandim1801/manokwari Kolonel Arm Airlangga memerintahkan tim untuk turun kelapangan dipimpin langsung Kepala Staf Kodim (Kasdim) 1801/mkw Letkol Inf Saheri didampingi Pabung Kab Pegaf Letkol Arm Safei,Pasilog Mayor Inf Irwan Suwarna dan Plh Danramil 1801-05/Anggi Letda Inf Pius Huik untuk mencoba  membudidayakan tanaman  endemik di lahan tidur kodim 1801/manokwari.

Baca Juga :   Berikut Kronologis Lengkap Kecelakaan Maut di KM10

Salah satu warga setempat , Zeth wonggor membenarkan pisang raksasa itu merupakan tanaman endemik di Tanah Papua.  Pisang jenis Musa Ingens, kata Wonggor, hanya tumbuh dan ditemukan di kampung Kwau dan wilayah Pegunungan Arfak.

“Pisang raksasa tumbuh di area pada ketinggian 1.000 hingga 2.000 meter dari atas permukaan laut rata-rata tingginya mencapai 25 hingga 30 meter sedangkan pisang biasa hanya tumbuh 2 hingga 5 meter dengan diameter kecil,” kata Wonggor.

Diameter pohon pisang raksasa itu mencapai dua meter, dengan panjang buahnya mencapai 18 centimeter dan berdiameter 3 hingga 4 centimeter.

Pisang raksasa tidak tumbuh berumpun atau tak ada tunas yang muncul pada bonggolnya sangat jarang. Hal ini menyebabkan pisang raksasa ini sulit berkembang biak. Tak heran jika burung-burung senang memakan buahnya karena terdapat biji-bijian dan proses interaksi alamiah antara hewan dan pohon itu membantu menyebar tumbuhan pisang raksasa di kwau dan Pegunungan Arfak.

Baca Juga :   Bahas KUA-PPAS APBD Tahun 2024, Bupati Beberkan Sejumlah Isu dan Permasalahan Pembangunan Serta Arah Prioritas Pembangunan di Tahun 2024

Wonggor mengucapkan terimakasih kepada  Babinsa setempat yang selalu membantu menjaga kelestarian alam bersama masyarakat.

Pos terkait