Klaster Kambi Picu Lonjakan Covid19 Wondama, Wabup Andi Kayukatuy Minta Perusahaan Ditutup Sementara

WASIOR – Munculnya klaster perusahaan atau dikenal dengan klaster Kambi – nama lokasi di Distrik Naikere tempat basecamp perusahaan – menjadi pemicu lonjakan kasus virus corona atau Covid-19 di Kabupaten Teluk Wondama dalam beberapa hari terakhir.

Dari dua kali pemeriksaan dengan PCR test terhadap karyawan perusahaan, telah ditemukan total 26 kasus konfirmasi Covid-19. Yakni pada 17 Juni sebanyak 16 kasus dan pada 19 Juni 10 kasus.

Proses pelacakan (tracing) masih terus dilakukan sehingga diyakini masih terdapat tambahan kasus konfirmasi baru.

Wakil Bupati Teluk Wondama Andarias Kayukatuy memerintahkan agar aktivitas perusahaan dihentikan sementara waktu agar proses pelacakan oleh tim surveilans dapat berjalan secara optimal.

Adapun perusahaan dimaksud adalah perusahaan jasa konstruksi yang sedang mengerjakan proyek Jalan Trans Papua Barat Ruas Manokwari-Wasior di wilayah Distrik Naikere.

Baca Juga :   Apel Bersama Pengamanan Pemilu, Kapolres Murwoto : Tidak Ada Toleransi Bagi yang Berniat Kacaukan Pemilu 2019

“Segera buat surat ke perusahaan untuk setop dulu sementara, “kata Andi, demikian panggilan karib Wabup Teluk Wondama pada rapat Satgas Covid-19 di Gedung Sasana Karya Kantor Bupati Teluk Wondama di Isei, Jumat (18/6/2021).

Kapolres AKBP Yohanes Agustiandaru selaku wakil ketua Satgas Covid-19 Teluk Wondama juga sepakat perlunya Pemkab mengambil tindakan dengan meminta aktivitas perusahaan dihentikan sementara waktu.

“Saya sepakat ada surat dari Pemda untuk setop sementara perusahaan agar bisa dilakukan tracing, “ ujar Ndaru, sapaan akrab Kapolres Wondama.

Sebelumnya dalam rapat Satgas Covid-19, tim surveylans dari Dinas Kesehatan yang mengaku terkendala dalam melakukan tracing lanjutan lantaran perusahaan masih tetap beroperasi seperti biasa meski telah ditemukan 26 kasus konfirmasi Covid-19.

Tim surveilans kesulitan mencari kontak erat kasus positif lantaran banyak karyawan perusahaan sedang melaksanakan tugas lapangan di tempat yang berbeda-beda.

Baca Juga :   Gubernur Paulus Waterpauw Bersama Ketua TP PKK Papua Barat dampingi Wapres Berolahraga di Arfai Kantor Gubernur

“Permasalahannya perusahaan tetap beraktivitas. Kendala bagi kami petugas di lapangan ketika kami turun survey ke lapangan yang kami temukan mereka yang ada di camp saja, jadi perlu ada menonaktifkan aktivitas perusahaan sementara dulu. Supaya karyawan dikumpulkan di situ untuk dilakukan pengetesan massal,” kata dr.Yoteni, Kepala Puskesmas Naikere.

Adapun munculnya klaster Kambi diduga karena ketidaktaatan perusahaan dalam penerapan protokol kesehatan. Padahal sebagian dari karyawan perusahaan diketahui baru datang dari luar Papua pasca libur lebaran 2021.

“Di perusahaan tidak melakukan prokes dengan baik. Jadi Sumber penularan itu ada diperusahaan. Mereka masuk tanpa ada rapid dan lainnya karena langsung kendaraan (dari Manokwari). Kita di kantor pemerintah sudah melakukan prokes dengan baik tapi perusahaan justru tidak melakukan protokol kesehatan, “ kata Kepala Dinas Kesehatan dr.Habel Pandelaki.

Baca Juga :   Frengki Semboari Resmi Jadi Sekretaris Bawaslu Wondama, Kerja Pengawasan Diharap Semakin Meningkat

Adapun sampai 19 Juni 2021 terdapat 48 kasus aktif Covid-19 di Wondama di mana 14 diantaranya merupakan kasus baru. (Nday)

Pos terkait