MAKASSAR, KATIM- Operator Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Kota Makassar menggelar musyawarah Besar l yang bertajuk “Melalui Operator Dapodik, Kita Wujudkan Data Berkualitas Yang Bersinergi Dengan Program Pemerintah Kota Makassar” diselenggarakan di Traveller Hotel Phinisi, Jalan Lamadukelleng, sabtu (12/3) pagi.
Musyawarah yang baru pertama kali digelar Operator Dapodik Kota Makassar bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Makassar sekaligus mencari Ketua Umum Operator Dapodik Kota Makassar untuk dua periode.
Ditengah berlangsungnya kegiatan, Kordinator Operator Dapodik Kota Makassar, Hamka menjelaskan, tujuan musyawarah yang digelar Operator Dapodik Kota Makassar yang dibuka secara langsung oleh Kabid Disdikbud Makassar, Hasbi dimaksudkan untuk memberikan pengarahaan kepada operator Dapodik yang bekerja dengan penuh resiko mengumpulkan data data dan bahkan bekerja hingga 24 jam untuk melakukan validasi data sekolah. Untuk itu dengan adanya musyawara ini, Operator Dapodik Kota Makassar diharapakan dapat lebih bekerjasama atau saling membantu menyelesaiakan pekerjaan data data sekolah sehingga dapat lebih terasa mudah.
“Setelah mengikuti musyawarah ini, kami harap operator dapat saling bekerjasama melakukan validasi data sekolah. Karena tidak jarang para operator bekerja siang sampai malam hari dan ini pekerjaan yang diniliai cukup beresiko karena mengerjakan data data hingga larut malam,” kata Hamka disela sela acara.
Ia juga berharap, setelah mengikuti musyawarah dan saling menukar pikiran. Para Operator Dapodik Kota Makassar dapat tetap bersemangat bekerja sehingga data data sekolah seperti bantuan sarana prasarana sekolah, pencairan tunjangan tenaga pengajar seperti sertifikasi, fungsional, akademis, bantuan Operasional Sekolah (BOS), UN siswa dan beberapa data lainnya yang diharapkan sudah tidak adalagi kekeliriun dan lebih tepat pada sasarannya.
“Saya berharap pihak sekolah khususnya Kepala Sekolah dapat lebih memperhatikan kesejahteraan para operator Dapodik Kota Makassar yang bekerja mengumpulkan data sekolah dengan penuh resiko dengan bekerja sampai larut malam. Karena sampai saat ini pihak sekolah dinilai masih kurang memperhatiakan para operator dapodik,” katanya. (Ar_ww)