WAISAI– Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, membuka Musyawarah Wilayah ke-III Ikatan Keluarga Toraja (IKT) Papua Barat, yang digelar di Waisai, Raja Ampat, Kamis (28/3) malam.
Musyawarah atau yang dalam bahasa Toraja disebut ‘Kombongan’ ini diikuti seratus lebih peserta utusan dan peninjau dari IKT Kabupaten/Kota se-Papua Barat yang diawali oleh prosesi adat “Ma’parapa”.
Ketua panitia pengarah Kornelius Mangalik mengatakan, Muswil IKT Papua Barat merupakan wahana untuk mengonsolidasi potensi kemasyarakatan Toraja di Papua Barat dalam rangka menyokong agenda pembangunan di provinsi ini.
Muswil mengagendakan evaluasi terhadap kinerja pengurus IKT Papua Barat, menyusun pokok-pokok program kerja organisasi selama satu periode kedepan, serta memilih dan menetapkan pengurus baru IKT Papua Barat.
“Kombongan juga merupakan media yang strategis untuk mengokohkan keguyuban warga, persatuan, solidaritas serta rasa kekeluargaan yang menjadi nilai utama dalam pengelolaan IKT Papua Barat,” kata Kornelius yang juga adalah ketua IKT Manokwari.
Pada hari pertama, Kamis (28/3) digelar pembukaan serta diskusi panel. Sementara hari kedua, mengagendakan sidang-sidang pleno. Kegiatan ini juga dihadiri Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI), Frederik Batong.
Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Keluarga Toraja (IKT) Papua Barat, Stepanus Selang menegaskan agar IKT Kabupaten/kota se- Papua Barat tetap bersikap netral pada Pemilu 2019 nanti.
Netralitas itu, menurut Stepanus, penting karena berdasar pengalaman sebelumnya, muncul sejumlah perpecahan karena pengurus IKT di daerah tidak bersikap secara proporsional dalam mengelola potensi (politik) masyarakat Toraja.
“Pengurus harus netral, tidak memihak pada satu calon. Tapi mendorong agar ada keterwakilan masyarakat Toraja di parlemen. Serta terus mendorong warga agar menggunakan hak pilihnya,” kata Stepanus. (rls)
