Dukung Percepatan Pelaksanaan RZWP3K di Papua Barat, Aksi Bersih Dilakukan Pantai Pulau Mansinam

MANOKWARI,Kabartimur.com- Aksi Bersih Pantai yang dipusatkan pada Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat dalam rangka proyek Desain Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu dalam Mendukung Percepatan Pelaksanaan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP-3-K) di Provinsi Papua Barat, sehingga selalu terjaga kesadaran dan kepedulian masyarakat dan stakeholder setempat. Selasa (22/03/2022).

Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor (PKSPLIPB) sebagai ICM Learning Center dan juga telah ditetapkan oleh Kementerian Riset dan Teknologi sebagai Pusat Ungulan IPTEK (PUI) Nasional dalam bidang pengelolaan pesisir terpadu (Integrated Coastal Management), dipercaya untuk melaksanakan proyek Desain pengelolaan wilayah pesisir terpadu dalam mendukung percepatan pelaksanaan RZWP-3–K di Provinsi Papua Barat, sebagai salah satu bagian dari Program dan kegiatan Coral reef rehabilitation and management program–coral triangle initiative (COREMAP-CTI) hibah dari World Bank melalui Dana Perwalian Perubahan Iklim Indonesia (Indonesia Climate Change Trust Fund) Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Salah satu output dari kegiatan ini adalah penyadartahuan dan meningkatnya kesadaran masyarakat dan stakeholder dalam melindungi dan mengelolah sumberdaya dan ekosistem disekitar rumah tentang pentingnya menjaga kualitas laut dan pulau kecil serta menjaga kebersihan pantai-pantai di Kabupaten Manokwari.

Bacaan Lainnya

Laporan kegiatan yang disampaikan Direktur Project Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor (PKSPL-IPB), Fery Kurniawan, bahwa kegiatan serupa saat ini merupakan kegiatan kedua setelah dilakukan di Waisai Kabupaten Raja Ampat.

Kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan sekitar 200 orang dari beberapa komponen masyarakat, Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Papua Barat, Pemerintah Kabupaten Manokwari, Universitas Papua, Politeknik Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN), Polres Manokwari, TNI-AL dan TNI-AD Manokwari, Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Komunitas Anak Air Manokwari, Komunitas Ketapang Diving Manokwari, pemerintahan Kampung dan masyarakat Pulau Mansinam, dsb.

Baca Juga :   Kodam XVIII Kasuari Sediakan  Tempat Sampah di Tiga Lokasi Wisata

“ Tujuannya untuk memantik aksi bersih pantai selanjutnya dibagian hilir yang paling kecil dalam penanganannya karena utamanya kita sendiri dan semoga kegiatan ini dapat menyebarluaskan informasi dan pengetahuan terhadap kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah sembarang dan harus dimulai dari kita untuk menjaga lingkungan kita dengan baik”. harap Kurniawan.

Sambutan Kepala Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor (PKSPL-IPB), diwakili Deputi Kepala Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan, Andy Afandi, menyampaikan terimakasih atas support dan semangat semua komponen. Jangan terlena sehingga nantinya kedepan laut kita tidak indah lagi dari laut kita yang indah saat ini.

” Harus mulai dari kita sendiri untuk menjaga laut kita agar tidak tercemar, baik sengaja atau tidak sengaja kita mengotori laut kita yang indah. Langkah ini adalah langkah awal, dan harus dimulai dari kita semua, penelitian sampah dari darat lebih banyak dari laut. Sehingga diperlukan upaya untuk mempertahankan kelestarian lingkungan agar bermanfaatkan bagi masyarakat dengan dukungan maksimal IPB dengan berbagai kegiatan untuk dapat dilaksanakan di Tanah Papua, terutama untuk Kesehatan dan kebahagian”. Tutur Afandi.

Direktur Kelautan dan Perikanan Bapennas, Tommy Hermawan, apresiasi atas kegiatan ini dengan sinergitas dan kolaborasi kebijakan pengelolaan institusi sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menegah (RPJM), sehingga pembangunan tumbuh kembang lingkungan hidup yang berkelanjutan.

“Percepatan ini dilaksanakan di Papua Barat, diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kualitas laut di Papua Barat, karena sampah laut menjadi ancaman di Indonesia. Kalau kita diamkan saja, maka akan berdampak pada sektor ekonomi dan pariwisata dengan potensi wisata pantainya. Pemerintah berkomitmen untuk menanggulangi sampah laut khususnya pengurangan sampah plastik hingga 30 persen pada tahun 2025. Saat ini sampah laut sebesar 80 persen bersumber dari darat, sehingga diharapkan adanya kebijakan pengelolaan dari daratan sampai lautan. Selain itu, Peraturan Presiden Nomor. 83 tahun 2018, tentang penanganan sampah laut diharapkan agar Kementrian dan Lembaga di Pusat untuk melakukan penanganan sampah laut. Salah satunya dengan kegiatan aksi bersih sampah laut untuk mengurangi sampah sampai “zero waste” dan prinsip prinsip pengolahan sampah, serta melakukan apa yang bisa mempercepat pengurangan sampah”. Imbuh Hermawan.

Baca Juga :   Masa Pandemi covid-19, Anggota DPRD Dukung Metode Belajar Via Daring dan Minta PT Telkom Berikan Layanan yang Baik

Lanjut Hermawan, masalahnya sudah menyiapkan 3R (Reduce, Recycle, Reuse) namun belum ada standarisasi, salah satunya dari sumber sampah masih dilakukan pencampuran. Bagaimana kita melakukan salah satu metode dengan proses penanganan sampah dan pemilahan sampah mulai dari kita sendiri sehingga tidak akan menjadi beban karena sudah melakukan sendiri sehingga tidak ada kegiatan aksi bersih sampah kedepan.
Selain itu, Jika dilakukan sedini mungkin, masalah sampah ini tidak muncul, kajian kajian sampah hasil bersih sampah di Pulau Mansinam akan menjadi pembanding dengan dengan Negara-negara maju seperti di Jepang, pemilahan dengan manajemen yang baik dan ini yang belum dilakukan di Indonesia. Menjadi kegiatan rutin, pembenahan sistem pengolahan sampah dengan karakter sampahnya agar tidak menjadi beban masyarakat tetapi menjadi potensi dalam Circular Ekonomi.

Gubernur Papua Barat diwakili Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Papua Barat dalam hal ini diwakili Kepala Bidang Perencanaan Ruang Laut, Jefry Heumasse, menyampaikan bahwa Provinsi Papua Barat telah dideklarasikan sebagai Provinsi Pembangunan Berkelanjutan, dimana arah kebijakan pembangunan daerah memprioritaskan aspek perlindungan dan konservasi, yang dirumuskan dalam Peraturan Daerah Khusus (Perdasus) No. 10 tahun 2019 tentang pembangunan berkelanjutan di Provinsi Papua Barat.

Komitmen ini sejalan dengan UU Otonomi khusus pasal 36, bahwa pembangunan dilakukan dengan berpedoman pada prinsip-prinsip keberlanjutan, kelestarian lingkungan, bermanfaat dan berkeadilan. Pembangunan tidak saja berfokus pada aspek fisik melainkan memperhatikan aspek keberlangsungan sumber daya dan lingkungan hidup, serta pemberian hak akses masyarakat local dan tradisional dalam memanfaatkan potensi sumber daya alam secara berkelanjutan.

Baca Juga :   Tingkatkan Pengetahuan Orang Tua Murid Terkait Kesehatan Gigi Mulut, Yayasan Celosia Marennu Gelar Pertemuan

Dalam kaitan itu pula, Peraturan Daerah (Perda) Nomor 13. Tahun 2019 tentang Rencana Zonazi Wilayah Pesisisr dan pulau-pulau Kecil tahun 2019-2023, telah mengakomodir sekitar 4,1 juta Hektar atau sekiatar 39,90 persen sebagai kawasan konservasi perairan, pesisisr dan pulau-pulau kecil dan telah berkontribusi sekitar 13,80 persen untuk kawasan konservasi secara Nasional.

Saat ditemui disela-sela kegiatan, Ketua Koperasi Pengelola Sampah Kabupaten Manokwari, Yohanes Ada’ Lebang, menyampaikan sejak hadir tahun 2021 belum adanya dukungan pemerintah daerah dan swasta maupun masyarakat secara gotong royong dalam pengurangan sampah melalui Koperasi dan minimnya perhatian atas kehadiran Program Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Sejuta Bank Sampah.

“Terkait pengurangan dan penanganan sampah yang dilakukan melalui Koperasi maupun Bank Sampah diharapkan dukungan kebijakan Anggaran sebagai skala prioritas secara maksimal baik dalam hal sarana dan prasarana serta pemenuhan teknologi baik melalui pemerintah daerah maupun Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan dari Perusahaan (CSR=Corporate Social Responsibility) dengan rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampat saat ini sebagai aktivitas Circular Ekonomi untuk meningkatkan pendapatan keluarga” harap Lebang.

Pada aksi bersih pantai ini, peserta disambut oleh tarian grup Papua Melanesia. Kegiatan resmi dibuka dengan penabuhan Tifa bersama, oleh Perwakilan Gubernur Papua Barat, Direktur Project PKSPL-IPB, Kepala PKSPL-IPB, dan Perwakilan Bappenas.
Aksi Bersih Pantai dilaksanakan, diawali dengan pencarian sampah laut yang berada didasar laut oleh Komunitas Ketapang Diving Manokwari. (Red/JL)

Pos terkait