Ratusan Warga Papua Barat Terjebak Isolasi di Papua, Minta Gubernur Segera Bertindak

Manokwari– Sejak Provinsi Papua menerapkan isolasi wilayah di era pandemi Covid19, yang kemudian diikuti daerah lain seperti beberapa kabupaten kota di Papua Barat, sejumlah warga terjebak sampai berbulan-bulan di Kota Jayapura dan sekitarnya. Termasuk warga Manokwari dan Sorong serta Wasior Papua Barat.

Saat ini ratusan warga Papua Barat yang berada di Kota Jayapura Papua mulai merasakan dampak lain ditengah Pandemi Covid19, keinginan untuk kembali ke daerah asal mulai menguat karena terhimpit ekonomi untuk bertahan Hidup di kota tersebut.

“Kami ke Pelni untuk membeli tiket kapal, tetapi kami ditolak dengan alasan Papua Barat belum ada surat masuk. Bapak Gubernur, Bupati dan Walikota dong kerja apa di sana, kalau bukan sibuk untuk urus rakyat,” kata salah satu mama Papua yang berasal dari Sorong Papua Barat, Sabtu (13 Juni 2020).

Baca Juga :   Safari Ramadhan, Umat Islam Harus Menebar Kasih Dengan Umat Agama Lainnya Serta Menyayangi Antar Sesama

“Kami punya rumah, kebun dan aset ada di Papua Barat bukan di Papua, jadi saya mohon dalam kasih Kristus kepada bapak Dominggus Mandacan tolong perhatikan kami, dimana bapak punya peran sebagai pemimpin,” Kata Sopia Yumami, mama asal Sorong.

Sopia Yomami juga menginfokan bahwa warga Papua Barat yang terjebak di Jayapura dari anak kecil hingga orang dewasa sekitar 1.333 Jiwa.

“Terus terang saya di sini sudah kewalahan, kami tidak dapat bantuan apa-apa dari pemerintah Papua Barat, saya mau tanya kapan bapak Gubernur pernah kirim beras 1 kapal ke kami,” ujar Sopia.

Sementara Novri Marani, Warga Teluk Wondama yang juga terjebak di Jayapura mengatakan Gubernur Papua Barat dan Bupati manokwari serta walikota sorong bisa membuka akses pelabuhan agar masyarakat yang di Jayapura bisa pulang.

Baca Juga :   Praktisi Hukum Pertanyakan Berkas Nina Diana Yang Dialihkan Jaksa ke Pidum

“KM Gunung Dempo akan beroperasi hari Senin dan di hari Kamis. Kalau memungkinkan kami bisa pulang, bayar tiket sendiri pun kami akan upayakan sebelum kami kelaparan di sini,” kata Novri.

Warga mengaku siap dikarantina mandiri begitu tiba di kampung halaman masing-masing. Warga juga siap diperiksa kesehatan sesuai protokol covid di Papua Barat. Selama di Papua pun, warga mengaku telah menjalani pemeriksaan ravid tes.

“Intinya yang penting masyarakat Papua Barat yang di Jayapura bisa pulang dulu ke kampung halaman, selanjutnya mau tutup sampai kapanpun terserah pemerintah, ” jelas Novri.

Selama di Jayapura, Warga Papua Barat dipasilitasi pihak GKI, melalui Pendeta Baransano yang terus melakukan pendampingan membangun akses antar warga dengan Dinas Kesehatan di Provinsi Papua agar warga melakukan pemeriksaan kesehatan. (AD)

Pos terkait