MANOKWARI, Kabartimur.com- Mukrianto, salah satu peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan II Tahun 2022, Dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DPMK) Kabupaten (Pemkab) Manokwari, dalam praktek PKA-nya telah mendirikan Pos Pelayanan Teknologi (Posyantek) di Kampung Sidey Baru, Distrik Sidey.
Di Posyantek itu, Mukrianto berinovasi melakukan Aksi Rotan TGG diversifikasi produk pemanfaatan tepat guna pengolahan buah kelapa menjadi minyak goreng.
Untuk tahap awal ini, Mukrianto masih fokus di tingkat kampung, namun untuk kedepannya jangka panjangnya diupayakan dibentuk di seluruh distrik di Kabupaten Manokwari.
Mukrianto berharap pendirian Posyantek dapat bertugas ini memberikan informasi tentang pemanfaatan teknologi, meningkatkan sumber daya manusia (SDM) masyarakat kampung, untuk bagaimana bisa memodifikasi, mengembangkan, bahkan menciptakan alat teknologi sederhana yang bisa digunakan oleh masyarakat untuk mengelolah sumber daya alam kampung yang dimiliki.
“Nanti ketika Posyantek tersebut sudah berjalan masyarakat tidak perlu lagi membeli alat di toko yang harganya lebih mahal, tetapi bisa sama-sama dengan pengurus Posyantek untuk menciptakan atau membuat alat tersebut dengan biaya yang lebih murah,” ujarnya di Kantor Bupati, Kamis (1/9).
Menurut Mukrianto, hal yang dilakukannya juga merupakan implementasi atau tindaklanjut visi misi Bupati Manokwari, khususnya pada misi yang ke tujuh, yaitu untuk pengelolaan sumber daya alam kampung yang ramah lingkungan dengan menggunakan teknologi tepat guna.
“Jadi, inovasi ini saya ambil sesuai dengan visi misi Pak Bupati. Harapannya, dengan pemanfaatan teknologi ini memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk bisa mengolah hasil alam yang mereka miliki menjadi produk yang dikemas sedemikian rupa, sehingga memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi,” ujarnya.
Dirinya yakin, ketika ini dijalankan tentunya ekonomi masyarakat akan meningkatkan dan kesejahteraan pun juga akan meningkat serta dapat mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Manokwari.
“Karena kalau ini berjalan baik, tentu membutuhkan tenaga kerja dan di situlah ada peluang lowongan kerja baru bagi masyarakat,” ujarnya.
Mukrianto mengungkapkan, teknologi yang telah dihasilkan melalui Posyantek adalah alat peras santan. Diakuinya, untuk alat peras santan, baru satu produk yang dibuat.
“Kalau alat peras santan biaya untuk 100-200 buah biayanya sekitar Rp 5 juta dan bisa dijangkau. Untuk ukurannya tergantung berapa banyak santan yang akan dibuat,” sebutnya.
Selain teknologi peras santan, lanjut, Mukrianto, sesuai komunikasi dengan para kepala kampung kedepannya akan dibuat mesin pakan ternak, khususnya untuk ayam yang bahan bakunya terdiri dari dedaunan dicampur dengan sentrat.
Dirinya optimis, dengan adanya mesin pembuat pakan ternak, masyarakat tidak perlu lagi membeli pakan ternak di toko-toko yang notabenenya dengan harga yang lebih mahal.
“Diharapkan, dengan alat itu masyarakat bisa membuat pakan ternak sendiri,” ujarnya.
Kabid di Dinas PMK Kabupaten Manokwari ini menambahkan, khusus untuk teknologi pertanian, dirinya akan mencoba membangun komunikasi dan bekerjasama dengan pihak teknologi hasil pertanian UNIPA untuk menjadi pembimbing di Posyantek yang telah didirikan dan masyarakat di Kampung Sidey Baru. (Red/*)