PEGAF- Dinas Kehutanan Papua Barat bersama Pemerintah Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf) menanam setidaknya 800 bibit pohon berbagai jenis dalam rangka Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI). Kegiatan tersebut dilaksanakan di sepanjang jalan Kompleks Perkantoran Ullong, Distrik Anggi, Kamis (14/11/2019).
HMPI yang ditetapkan dalam Keputusan presiden RI no. 24 tahun 2008 merupakan langkah untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya menanam pohon. HMPI juga dimaksudkan untuk mengajak masyarakat menanam dan memelihara pohon secara berkelanjutan dalam rangka merehabilitasi hutan dan lahan.
Kepala Cabang Dinas Kehutanan Wilayah 1 Pegaf, Daud Womsiwor mengatakan, HMPI di Pegaf akan berfokus di dua titik. 800 bibit pohon akan ditanam di Komplek Perkantoran Ullong Distrik Anggi dan di Kampung Sakumi (perbatasan Pegaf-Mansel) Distrik Anggigida.
“Ada beberapa pohon yang akan ditanam di Ullong dan di Kampung Sakumi. Jenis tanaman yang akan ditanam seperti pohon mahoni, bintagur, Aroucaria dan tanaman sebaguna lainnya,” kata Daud.
Daud menjelaskan, penanaman pohon adalah bentuk kepedulian pemerintah terhadap lingkungan ini. Tujuannya, untuk mencegah efek rumah kaca dan mengurangi pemanasan global. Selain itu, adanya penanaman pohon dapat menambah luasan tutupan hutan dan lahan yang telah dimanfaatkan.
Sementara itu, Bupati Kabupaten Pegaf, Yosias Saroy berharap pohon yang ditanam pada HMPI dapat tumbuh dan bermanfaat. Lebih lanjut, program penanaman pohon dapat dilakukan secara berkesinambungan agar kelestarian hutan dan tersedianya ruang terbuka hijau di daerah ini.
“Mari sama-sama menjaga kelestarian lingkungan, bukan hanya hari ini, namun pada hari-hari berikutnya, tahun-tahun berikutnya. Agar hutan dapat dinikmati oleh kita saat ini dan generasi berikutnya,” pungkasnya.
Ikut pada kegiatan HMPI di Pegaf, LO Polres Persiapan Pegaf Kompol Ockto, Dandim Persiapan Pegaf Kapten Cpl Priyo Hadi, Kepala PTSP Pegaf Simon Alik, Kepala BKD Pegaf Edward Dowansiba, mahasiswa kehutanan Unipa, siswa-siswi se-Kabupaten Pegaf dan masyarakat setempat.(iky)