Gereja Baru Syaloom Wasior Pertegas Status Wondama Sebagai Tanah Peradaban Orang Papua

MANOKWARI – Pembangunan gedung gereja baru Jemaat GKI (Gereja Kristen Injili) Syaloom Wasior, Kabupaten Teluk Wondama kini telah mencapai 80 persen.

Gereja dengan ukuran 53 x 22 meter itu diyakini menjadi salah satu gereja terbesar dan termegah di Provinsi Papua Barat.

“Kita harapkan gereja Syalom yang baru akan mempertegas status Kabupaten Teluk Wondama sebagai Tanah Peradaban Orang Papua.

Jadi selain Aitumeiri (situs religi) kita juga punya gereja yang besar dan megah yang menunjukkan bahwa Injil itu sungguh-sungguh hidup dan berbuah di atas tanah ini, “ucap Remran Sinadia selaku ketua panitia pembangunan melalui sambungan telepon, Kamis (7/7/2022).

Pembangunan gedung gereja baru Jemaat Syaloom Wasior yang dikerjakan secara swakelola sudah berjalan 2 tahun dimulai sejak 2020.

Progres pekerjaan sudah mencapai 80 persen dan ditargetkan akhir Juli nanti rangka baja untuk bagian atap akan mulai dipasang.

“Pekerjaan struktur yang besar hampir semua sudah. Jadi kita targetkan akhir Juli nanti rangka baja sudah naik. Kemudian tutup seng mungkin di awal Agustus. Jadi kalau semua lancar kita masih berharap bisa selesai pada 2023 atau paling lambat 2024, “kata Remran.

Baca Juga :   Buka Muswil Ke IV LDII Papua Barat, Pj Gubernur Apresiasi 8 Program Strategis LDII

Gereja baru Jemaat Syaloom Wasior dibangun dengan konstruksi 2 lantai yang juga dilengkapi basement (ruang bawah tanah) sepanjang 43 x 11 meter serta balkon berukuran 12 x 28 meter. Kapasitas tampung gereja baru itu diperkirakan mencapai 1.000 orang lebih.

“Kalau sudah ada gereja yang besar seperti ini, Teluk Wondama sudah bisa mencalonkan diri sebagai tuan rumah iven besar gerejani seperti Pesparawi atau sidang Sinode (GKI di Tanah Papua) pada 2027 nanti, “ lanjut Ketua Komisi C DPRD Teluk Wondama itu.

Dia menjelaskan, sesuai perencanaan awal, pembangunan gereja baru Jemaat Syaloom Wasior membutuhkan anggaran mencapai 10,9 miliar yang mana salah satu sumbernya berasal dari dana hibah Pemkab Teluk Wondama.

Dari rencana anggaran tersebut, sejauh ini biaya yang telah dipakai sekitar 6 miliar.

“Kemarin (2022) tambah 1 miliar dari hibah Pemda jadi sudah sekitar 6 miliar lebih dari 10,9 miliar yang direncanakan. Baru 6 miliar lebih yang terpakai tapi progresnya sudah 80 persen. Jadi kemungkinan kita bisa menghemat. Kalau kita bisa lebih cepat. Mungkin kita nett-nya (dana bersih) di sekitar 8 lah (8 miliar), “ sebut Remran.

Baca Juga :   Kampung Tandia Kebanjiran, Kepala Kampung Minta Normalisasi Kali

Dukungan dari Banyak Pihak

Progres pekerjaan yang relatif cepat itu, menurut Remran bisa tercapai berkat dukungan dari Pemda juga berbagai pihak lainnya.

Untuk pekerjaan fisik, warga jemaat Syaloom Wasior setiap hari ikut turun tangan membantu secara langsung. Bantuan tenaga juga datang dari jemaat gereja lainnya termasuk beberapa komunitas masyarakat yang secara suka rela ikut berpartisipasi terutama ketika ada kegiatan pengecoran besar.

Contohnya pada saat pengecoran balkon lantai dua berukuran 12 x 8 meter pada awal Juni lalu. Kala itu, menurut Remran, sekitar 300 orang lebih ikut terlibat membantu pengecoran.

Warga yang datang berasal dari sejumlah jemaat gereja di kota Wasior dan sekitarnya termasuk dari Distrik Teluk Duairi.

“Kita mulai kerja dari jam 05.15 selesai jam 17.10 WIT. Luar biasa sekali semangat dari warga yang datang membantu. Mungkin karena semua melihat bahwa ini adalah pekerjaan untuk kemuliaan nama Tuhan, “ tutur dia.

Baca Juga :   Pertama di Wondama, Kampung Maniwak Terima Dana Desa Tahap I Rp 135,8 Juta

Selain itu panitia juga menerima banyak donasi berupa uang maupun material bangunan seperti semen, pasir, batu dan kayu yang disumbangkan oleh para donatur.

“Panitia tetap berharap terus ada dukungan anggaran dari Pemda agar bisa selesai lebih cepat. Kalau mau harap kita dari panitia (yang cari dana sendiri) mungkin agak lambat. Tapi kami percaya Pemda pasti memberi perhatian karena ini untuk kepentingan umat, “ pungkas Remran. (Nday)

Pos terkait