Covid 19, Dispen PB Akan Berlakukan Penyederhanaan Kurikulum

MANOKWARI- Penyederhanaan kurikulum kepada siswa di masa pandemi covid19 ini sangat perlu dilakukan mengingat model pembelajaran terutama jarak jauh sangat memerlukan kurikulum yang lebih sederhana sebagaimana perumusan kurikulum nantinya harus melibatkan berbagai pihak dan mengutamakan kebutuhan belajar anak.

Karena situasi pandemi covid19 kurikulum 2013 sebagai acuan pendidikan di indonesia dinilai sudah tidak efektif diterapkan di masa pandemi seperti ini dan Kurikulum yang harusnya diterapkan adalah kurikulum yang lebih sederhana , membumi dan sesuai keadaan siswa para guru dan orang tua. Olehnya itu diperlukan penyederhanaan kurikulum di masa darurat seperti ini.

Bacaan Lainnya

Kepala dinas pendidikan provinsi Papua Barat, Barnabas Dowansiba menyampaikan bahwa materi kurikulum saat ini masih padat sehingga sulit diterapkan untuk pembelajaran dari rumah di era pandemi sehingga perlu disusun kurikulum yang lebih paraktis dan aplikatif dengan target pembelajaran bisa diatur menjadi lebih rasional.

Baca Juga :   Covid 19, Kerja ASN Papua Barat Dari Rumah Diperpanjang Hingga Tanggal 21 April

Pihaknya berharap kepada pihak sekolah se-kabupaten/kota di Papua Barat agar sekolah melakukan penyederhanaan kurikulum dengan mengutamakan kurikulum yang akan diujiankan sedangkan untuk kegiatan tambahan bisa dikurangi mengingat waktu belajar siswa tidak full karena pemberlakuan sift belajar yang hanya masuk kelas selama 2 hari setiap minggunya.

Adapun penilaian bagi siswa nantinya berbasis porfolio berdasarkan karakter dimana situasi pandemi saat ini sangat penting dilakukan penyederhanaan kurikulum karena menyangkut keadaan anak yang tidak full day karena sebagian harinya anak berada di rumah.

Barnabas berharap agar siswa masuk sekolah 2 kali dalam seminggu dengan tugas mandirinya sudah disiapkan oleh gurunya dimana waktu sisa 4 hari berada di rumah siswa mempunyai tanggungjawab untuk mengerjakan tugas yang diberikan gurunya walaupun tidak masuk sekolah namun mereka mengerjakan tugas dirumah.

Sementara untuk menjalankan new normal maka satuan dinas pendidikan di papua barat akan melakukan rapat koordinasi bersama kepala dinas kab/kota melalui vicon yang akan membicarakan dua hal penting yakni , bagaimana strategi menghadapi menghadapi new normal untuk zona hijau dan zona kuning (merah),yang nantinya akan disampaikan kepada pihak kepala dinas kabupaten/kota untuk diterapkan sekolah-sekolah agar sejalan dengan apa yang diharapkan oleh pemerintah.

Baca Juga :   Covid-19, Barnabas Tegaskan Sekolah Tidak Melakukan Pungutan

Dijelaskan Barnabas bahwa untuk Zona merah ataupun zona kuning proses pembelajaran dilakukan dengan 2 cara yakni home fisik atau daring dan tidak ada tatap muka sementara untuk zona hijau akan dilakukan KBM seperti biasa namun tetap mengutamakan protokol kesehatan pada kedua zona tersebut.

Selain itu kata Barnabas , ada tambahan kurikulum yang akan dianjurkan nantinya untuk harus diajarkan ke anak-anak dan akan ditekankan ke sekolah biar anak belajar tentang virus corona ini supaya anak bisa mengetahui dan dengan sendirinya akan menerapkan dalam kesehariannya.

” Pergubnya sudah ada dibuat tentang Pendidikan Kecakapan Sehat ( PKS) namun sampai hari ini tidak dijalankan di kab/kota, sehingga nantinya dinas pendidikan melalui bagian kurikulum untuk kembali diusulkan dan dirubah SK-nya itu untuk menyesuaikan covid19 dimasukkan, yang mana awalnya tentang hiv, narkoba dan sekarang harus virus corona juga masuk sehingga tidak terpisahkan dari kurikulum yang mana akan dibuat guru dan dilatih dalam penyusunan kurikulum tambahan dan tetap dalam kondisi apapun agar segera dijalankan oleh satuan pendidikan masing-masing kab/kota dalam memberikan pemahaman betapa bahayanya virus corona ini” tandas Barnabas.(*R)

Pos terkait