Enrekang kabartimur.com–Program Hibah Air Minum Perkotaan tahun anggaran 2017, bagi masyarakat berpenghasilan Rendah, (MBR), oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, sudah terealisasi dilapangan khususnya di Kabupaten Enrekang sebanyak seribu unit. namun sejumlah warga di pedesaan masih mempertanyakan mekanismenya terkait bantuan tersebut.
Berbulan bulan lamanya pemasangan box km plus kran air, bantuan air bersih yang di bagikan kepada warga yang berpenghasilan rendah sudah terpasang, namun hingga saat ini belum ada tanda tanda akan dialiri air, selain itu warga juga mempertanyakan apakah bantuan tersebut secara gratis atau tidak, pasalnya sebahagian warga masih kurang mendapatkan sosialisasi dari Petugas PDAM Cabang Kabupaten Enrekang.
Salah seorang warga Desa Kolai Kecamatan Malua Indo Hasnah yang mengaku salah seorang penerima bantuan air bersih tersebut mengatakan bahwa dirinya tidak tahu menahu apakah bantuan tersebut hanya sampai pada pemasangan saja atau masih akan dilanjutkan sampai air mengalir atau tidak, karena mereka tidak diberi tahu.
“Iye’, Waktu dipasang itu kilometer air, lengkap dengan krannya, saya sangat gembira, dan menunggu kapan lagi dilanjutkan, pemasangannya, namun saat tiba pemasangan yang kedua yakni pemasangan cor beton yang sudah dipersiapkan oleh petugas lalu pemasangan kap kilometer, kemudian difoto katanya mau di periksa, lalu pergi tanpa menyampaikan sesuatu,”ujar Indo Hasnah polos.
“Saya juga heran tong, tidak tahu ka’ persis, apakah hanya kilometer saja atau sampai jalan air, karena pipanya hanya ditanan saja tanpa ada sambungan pipa penghubung, sementara sudah di beri cor beton, jadi kalau kita yang mau sambung harus cabut baru menggali lagi, tapi yang penting kita tunggu saja airnya jalan dan bisa dinikmati”tambahnya.
Kepala sub Pelayanan PDAM Tirta Massenrempulu, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang, yang juga merangkap sebagai kepala teknis, Hardi, ketika dikonfirmasi, menjelaskan bahwa, warga tidak perlu khawatir, karena bantuan air bersih tersebut akan dikerjakan oleh PDAM Enrekang, sampai air mengalir sampai kerumah warga penerima manfaat.
“Bantuan air bersih tersebut, istilahnya bukan bantuan Gratis, tapi tetap dikenakan pembayaran cuma tidak sama dengan pemasangan perorangan, yakni diatas 1 juta rupiah, sementara bantuan ini hanya dikenakan biaya pemasangan Rp. 250 ribu/rumah tangga, selain itu tidak ada lagi”jelas Hardi.
Dijelaskan pula bahwa keterlambatan pemasangan pipa disebabkan belum adanya persediaan pipa di PDAM Enrekang, dan sementara menunggu dari Pusat, yang sementara diurus oleh Dirut PDAM Tirta Massenrempulu Enrekang Ny. Halifah Bando di Jakarta.
“Iya, Ibu Dirut sudah ke Jakarta, mungkin dalam waktu yang tidak lama pipa sambungan akan terpasang, dan langsung bisa dinikmati oleh warga, Intinya warga sisa taunya air mengalir, kalau masaalah retribusinya tetap sama semua dengan pelanggan PDAM yang lain, tergantung banyaknya pemakaian yang ditentukan dari kilometer yang ada”tutup Hardi. Kamis, 02 Nopember 2017.
Ditambahkan pula bahwa Bantuan hibah air bersih bagi warga yang berpenghasilan rendah (MBR), yang sudah digelontorkan ke Kabupaten Enrekang adalah sumber dana APBN untuk tahun anggaran 2017, sebanyak 1000 unit, dan akan menyusul lagi 1000 unit tahun ini juga.
“Ini, Berkat perjuangan Bupati Enrekang H.
Muslimin Bando, di Pusat, dan akan menyusul lagi 1000 unit untuk tahun ini”katanya menambahkan. (Zaini).