Banjir Bandang Sentani Identik dengan Wasior 2010, Gubernur dan Papua Ingatkan Pentingnya Jaga Lingkungan

WASIOR – Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan mengingatkan bencana alam juga malapetaka lain yang kerap menimpa manusia sering kali terjadi karena ulah manusia sendiri. Misalnya kegiatan pembangunan yang tidak mengindahkan aspek lingkungan.

Banjir bandang yang menghantam Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu malam lalu menjadi contoh nyata. Berkaca dari bencana yang menelan puluhan korban jiwa itu, menurut Dominggus, hikmah yang bisa dipetik dari tragedi tersebut adalah pentingnya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

“Untuk itu diperlukan keterpaduan langkah bersama dalam pengelolaan lingkungan hidup di Provinsi Papua Barat, “ pesan Dominggus dalam sambutan tertulis dibacakan Bupati Teluk Wondama Bernadus Imburi pada pembukaan Rakornis Bidang Lingkungan Hidup dan Pertanahan se-Provinsi Papua Barat di Wasior, Senin.

Senada dengan Gubernur, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Rudolf Rumbino menyatakan bencana di Sentani memberi alarm bagi semua warga Papua Barat untuk harus memperhatikan kelestarian lingkungan.

Baca Juga :   Ada Calon Petahana, Bawaslu Wondama Waspadai Potensi Kampanye Terselubung Pilkada 2020

Dia menilai banjir bandang Sentani nyaris sama persis dengan bencana serupa yang menimpa kota Wasior, Teluk Wondama pada 2010 dan kemudian berulang pada 2013.

“Saya harap semua Kepala Dinas Lingkungan Hidup di Papua Barat, Rakornis ini untuk mengenang kembali (bencana Wasior 2010) dan melihat ke depan supaya kita ajak semua masyarakat untuk menjaga lingkungan hidup di manapun kita berada, “ ucap Rumbino.

Dia juga berharap peristiwa banjir bandang Wasior dan Sentani bisa menggugah kesadaran semua pihak untuk melakukan gerakan baru yang lebih konkrit dan solutif untuk mencegah semakin masifnya kerusakan lingkungan.

“Saya harap ada gerakan baru untuk jaga lingkungan untuk kesejahteraan kita semua, “ pungkas Rumbino.

Bupati Bernadus Imburi juga mengajak masyarakat Teluk Wondama mengambil hikmah dari bencana banjir bandang yang melanda Sentani mengingat bencana serupa pernah terjadi di Wasior.

Baca Juga :   Tak Ada Petugas Bertahun-tahun, Kepala Kampung di Wondama Ancam Tutup Pustu

Imburi minta masyarakat agar tidak merambah hutan di lereng gunung Wondiboi untuk kepentingan apapun. Sebab jika kawasan hutan tersebut terganggu maka bencana banjir ataupun longsor bisa sewaktu-waktu terjadi.

“Tadi pagi saya ke kantor saya sudah lihat ada yang buka kebun lereng di gunung Wondiboi antara Kaibi atau Ramiki. Saya sudah minta stop. Kalau dia tanam jagung saya minta tiga bulan dia panen jagung stop tidak usah buka lagi karena kalau kita ganggu kawasan hutan di atas ini pasti bahaya untuk kita semua, “ ujar Imburi. (Nday)

Pos terkait