Alumni  Kutuk Aksi Anarkis di Kampus UNIPA

MANOKWARI- Dewan Pengurus Pusat Ikatan Keluarga Alumni Universitas Papua (DPP. IKA-UNIPA) mendukung penuh langkah tegas Universitas Papua melalui Rapat Senat terkait proses hukum dan penertiban termasuk olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) oleh pihak kepolisian atas insiden Rabu (21/07/2021) didalam kampus Unipa, serta penghentian sementara kegiatan akademik dan perkuliahan secara virtual,  pelaksanaan Wisuda dan kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB)  hingga batas waktu yang tidak ditentukan.

Sekjend DPP. IKA-UNIPA, Yohanes Ada’ Lebang , menyampaikan bahwa Sebagai wadah berhimpun para alumni dari berbagai tingkatan baik FPPK, Faperta Uncen dan Unipa, DPP. IKA-UNIPA , menerima berbagai saran dan masukan yang konstruktif dan selalu berpikiran positif sebagai langkah pemulihan dan solusi bijak atas peristiwa yang tidak terpuji dan sangat merugikan almamater secara keseluruhan terhadap asset pendidikan dan investasi ilmu pengetahuan yang dibanggakan diatas tanah Papua.

Dikatakannya, Sebagai alumni dan keluarga besar Unipa dimanapun berada secara keseluruhan menyayangkan dan prihatin serta terpukul atas Ibu kandung (Ilmiah) dan rumah besar bersama dirusak dan diganggu oleh oknum-oknum yang tidakbertanggungjawab atas buah yang dihasilkan, prestasi dan penghargaan selama ini yang dirasakan.

“Lebih daripada itu kami alumni dan keluarga besar Unipa sedang bersama-sama memperjuangkan akreditasi institusi untuk SDM anak Papua dikemudian hari atas pengakuan secara luas terhadap keberadaan almamater tercinta dan lulusan Unipa” Jelas, Yohanes Ada’ Lebang.

Baca Juga :   Relawan PMI PB Sedang Menyiapkan Diri Menuju Relawan Kemanusiaan Profesional

Senada , salah satu alumni angkatan 1982, Robbi Hetarie, mengatakan, Bangga memilki Almamater yang bernama Univeristas Papua ( UNIPA).

“Upaya menyelamatkan Unipa : Tegakan keadilan; Siapa saja yang melakukan anarkis harus diproses secara hukum dan aturan, Harus ada keputusan Tegas dari Rektor kepada mereka yang terlibat dari sisi aturan Pendidikan, Kembalikan Marwa kampus  sebagai Lembaga Pendidikan yang MENDIDIK dan MENCETAK Putra/Putri Papua yang Beretika, Bermoral, Berwawasan Luas, Berintelektual, Bertaqwa dan takut Tuhan, Bersinergi dengan pemerintah membangun Papua yang sejuk-damai-nyaman-tentram, Harus unggul dari daerah lain di Indonesia dengan kelebihan yang Tuhan kasih, merangkul semua potensi yang ada untuk keunggulan UNIPA. Kunci dari semua untuk kemajuan UNIPA adalah satu hati, satu jiwa, satu semangat, satu tujuan dengan perbedaan yang ada dikelola dengan baik untuk “NUMBER ONE UNIPA” tegasnya.

Sementara Mantan Presiden mahasiswa Unipa, George Dedaida, mengatakan bahwa dirinya  dan sejumlah pimpinan di Tanah Papua, merupakan hasil didikan kampus UNIPA.

“Sudah seharusnya kita jaga sama-sama. Karena bukan tidak mungkin, ke depan ada lagi pemimpin yang lahir dari sana. Kampus itu, aset kita semua. Milik semua orang Papua. Disana, tempat orang-orang Papua menimba ilmu. Kalau dirusak, itu sama saja merusak masa depan anak-anak Papua yang ingin mendapatkan pendidikan yang layak” harapnya.

Sedangkan mantan dosen Unipa, Fred Luhulima menuturkan, Tergantung komitmen dan action  bersama.

“Yang jelas kita perlu langkah-langkah bersama, kesatuan bersama untuk mengembalikan UNIPA pada jalur yang benar dan kembali kepada masa jaya Faperta. UNIPA bukan lagi mengejar target menghasilkan lulusan sebanyak-banyaknya tetapi juga mentargetkan lulusan dengan kualitas prima, mental prima dan karakter prima yang siap membangun tanpa pamrih” terangnya.

Baca Juga :   Kapolres Soppeng Tarik Senjata Polisi Pemukul Wartawan

“Mari ade-ade semua, kita sebagai alumni memposisikan diri kita didalam membantu UNIPA mencari solusi-solusi terbaik demi kejayaan UNIPA kedepan dan mengembalikan kejayaan Faperta. UNIPA bukan lagi fokus pada pembangunan fisik saja yang mungkin sebagian kecil yang bisa menikmati tetapi fokus pada pembangunan manusia UNIPA yang berkarakter, smart, kreatif, mentalitas tinggi yang membanggakan pendahulu-pendahulu pembangun FPPK, Faperta dan UNIPA  yang saat ini masih ada atau sudah tiada, bahkan membanggakan bumi Pertiwi yang kita cintai. Mari kita tinggalkan hal-hal baik yang kiranya menjadi berkat bagi banyak orang” harap Luhulima.

Mengingat kembali pesan  Prof. Frans Wanggai, agar menjadi perenungan bersama: “ Kalian Ingat..!!! Saya ingin ada 1000 orang Papua yang harus sama seperti saya. Bagaimana caranya??? Belajar yang baik, jauhkan diri dari hal-hal yang dapat merusak masa depan. Di kampus tempat belajar, Kampus bukan untuk tempat ribut, Tempat demonstran, dan lainnya. Ingat Moto UNIPA. Ilmu untuk Kemanusiaan. Belajar yang baik agar engkau menjadi bijak dikemudian hari dan berguna bagi orang lain. Kalau hari ini anda gagal, itu berarti keberhasilan anda sedang tertunda. Pulang dan renungkan itu, belajar lebih giat agar engkau bisa diterima sebagai mahasiswa di kampus UNIPA”.

Baca Juga :   KPU Papua Barat Tetapkan DPT Pemilu 2024 Sebanyak 385.465 Jiwa

Dukungan alumni secara maksimal dilakukan atas keprihatinan dan kepedulian bersama dengan aksi flyer yang dilakukan, dan menunjukkan bahwa alumni dan keluarga besar Unipa selalu ada bersama-sama untuk kemajuan dan kejayaan Unipa.

“kami alumni selalu ada dan terus berbuat untuk kampus, ini mungkin yang belum diketahui secara baik. Sehingga dengan adanya teknologi komunikasi saat ini merupakan alat (media) komunikasi dan koordinasi yang efektif, karena keberadaan alumni ada dimana-mana dan dimanapun ada untuk almamater, walaupun dengan keterbatasan saat ini wadah alumni belum memiliki sekretariat. Wadah alumni selalu terbuka dan siap jika dibutuhkan civitas akademika  dalam hal apapun, termasuk ruang dialog bersama maupun alumni secara keseluruhan” tutur Lebang.

“Alumni FPPK, FAPERTA dan UNIPA dimanapun berada mengutuk keras aksi anarkis didalam Kampus UNIPA, serta mendukung pihak Universitas Papua dan Kepolisian melakukan proses hukum secara tuntas, dengan harapan kejadian seperti ini tidak terjadi kembali dimasa yang akan datang serta menjadi pengalaman bersama, dan semua pihak menghargai dan patuh pada proses yang berjalan. Diharapkan pula proses perkuliahan dan agenda akedemik agar segera mungkin dapat berjalan normal kembali, Karena Ilmu Untuk Kemanusiaan. Salam Almamater” pungkas Lebang. (Rls/JL)

Pos terkait