Warga Kristen dan Muslim Bisa Wisata Rohani ke Tanah Suci, Papua Barat Layak Jadi Barometer Kerukunan Beragama di Indonesia

MANOKWARI Kabartimur-Kerukunan antar umat beragama di Provinsi Papua Barat selama ini berjalan sangat baik. Semua pemeluk agama saling menghormati dan menghargai perbedaan yang ada.

Kristen memang agama mayoritas. Namun hal itu tidak lantas membuat orang Kristen merasa lebih besar dan mengerdilkan peran pemeluk agama lainnya. Semua hidup berdampingan dengan damai dilandasi oleh rasa toleransi yang kuat.

Kebijakan yang protoleransi beragama juga ditunjukkan Pemerintah Provinsi juga Pemerintah Kabupaten/kota di Papua Barat. Hampir semua Pemda di Papua Barat selalu mengalokasikan anggaran untuk bantuan kepada lembaga keagamaan termasuk bantuan pendirian rumah ibadah untuk semua agama.

Pemprov Papua Barat sendiri sejak lama telah melaksanakan program peningkatan iman melalui kegiatan wisata rohani ke Yerusalem bagi umat Kristen dan naik haji atau umroh bagi yang muslim.

Baca Juga :   Terungkap, Petugas Kesehatan Pelabuhan Dipersulit Mengakses Data Pekerja Pabrik Semen PT. SDIC Maruni

Pemda juga menyiapkan bansos untuk kegiatan keagamaan juga insentif bagi tokoh agama dari semua dari APBD. Karenanya tidak berlebihan jika Papua Barat bisa menjadi contoh dalam hal menjaga dan membina kerukunan beragama.

Kepala Biro Mental Spiritual Setda Provinsi Papua Barat Hermus Indou bahkan berani mengklaim Papua Barat layak menyandang predikat sebagai barometer toleransi beragama di Indonesia.

“Papua Barat ingin buktikan kepada negeri ini, kalau ingin bicara kerukunan dan toleransi, maka belajarlah ke Papua Barat, “ ucap Hermus pada orientasi peserta wisata rohani ke tanah suci di Hotel Fujita Manokwari, Senin 18/6/2018.

Tahun ini, kegiatan wisata rohani ke tanah suci dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama untuk umat Islam yang akan melakukan ibadah umroh dan tahap kedua untuk umat Kristen yang melakukan ziarah ke Yerusalem.

Baca Juga :   Pasca Rusuh Wilkum Polda PB tangani 71 Laporan Polisi

Wisata rohani yang melibatkan umat Kristen dan Islam, kata Hermus memperlihatkan bahwa Pemda bersama masyarakat Papua Barat sangat menjunjung tinggi toleransi antar agama. Tidak ada istilah mayoritas dan minoritas.

“Kita ingin merajut kesatuan ini untuk Indonesia, bahwa kita adalah sesama anak bangsa. Kita ingin tunjukkan ke Indonesia kalau mau belajar toleransi, kerukunan maka datanglah ke Papua Barat,” ujar mantan Ketua DPD KNPI Papua Barat ini di hadapan puluhan umat muslim yang akan melakukan umroh secara gratis ke Tanah Suci.

Asisten I Papua Barat Musa Kamudi yang hadir mewakili gubernur menyebutkan peserta wisata rohani baik untuk umat Kristen maupun Islam tahun ini merupakan yang terbanyak dari tahun-tahun sebelumnya.

“Ini membuktikan bahwa Bapak Gubernur (Dominggus Mandacan) begitu memperhatikan peningkatan spiritual kepada warganya,” kata Musa.

Pos terkait