Upacara Militer Iringi Pemakaman Jenazah Demas Mandacan Dalam Balutan Sang Saka Merah Putih

MANOKWARI- Kamis, 23 April 2020 sekitar Pukul 13.30 WIT, siang itu langit di sekitar taman Bahagia nampak mendung menyambut iring-iringan jenazah bupati Manokwari, Demas Paulus Mandacan mendekati tempat peristirahatannya yang terakhir.

Suara tangis keluarga dan pelayat seiring dentuman drum band ala militer mengiringi upacara militer sebelum peti jenazah dalam balutan sang saka Merah Putih itu diturunkan ke liang lahat.

Tidak jauh dari peti jenazah, Irma Purnama Sari, istri yang selama ini setia mendapingi almarhum, duduk berjejeran bersama anak almarhum, 3 anak lelaki dan dua perempuan yang masih belia.

Dari raut wajahnya tersirat duka yang mendalam atas kepergian sang suami dan itu jelas terlihat dengan raut mukanya yang sedih dan matanya yang sembab namun dia kelihatan tegar melepas kepergian sang suami.

“Atas nama Negara, Bangsa dan Tentara Nasional Indonesia, dengan ini mempersembahkan ke persada ibu pertiwi jiwa raga dan jasa-jasa almarhum, Demas Paulus Mandacan, S.Sos.Mec. Dev Bupati Kabupaten Manokwari yang telah meninggal dunia Senin, 20 April 2020 pukul 21.10 Wit di rumah sakit TNI AL karena sakit, ” Kata Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan selaku Inspektur Upacara melepas jenazah saat pemakaman.

Baca Juga :   Paulus Waterpauw Groundbreaking Sekretariat Ikaswara Manokwari

Dominggus berharap dharma bhakti almarhum semasa hidupnya menjadi suri tauladan bagi semua warga Manokwari dan arwah almarhum mendapat tempat di sisi Tuhan Yang Maha Pengasih.

Usai Inspektur upacara menyampaikan kesan kenegaraan, dilanjutkan doa menurut ajaran Kristen sesuai yang dianut oleh Bupati, dipimpin Pendeta.

Letusan senapan prajurit Tentara Nasional Indonesia TNI AD menandakan balutan sang saka Merah putih mulai dilepas dari peti mati. Irma Purnama Sari bersama 5 Putra-putrinya di minta menabur bunga di liang lahat sebelum lahat ditutup dengan selembar papan yang kemudian akan diletakkan karangan bunga.

Peletakan krans bunga dimulai dari Gubernur hingga rekan sejawat almarhum dan sejummlah pejabat Forkopimda Provinsi Papua Barat maupun Kabupaten Manokwari. Terdengar suara tangisan istri almarhum yang pecah dari seberang bersama anak-anaknya.

Nampak juga seorang saudara perempuan dari almarhum mengambil bagian meletakkan krans bunga. Mengenakan pakaian yang sangat sederhana, beralas kaki sendal swallow, melintasi para pelayat sambil menangis histeris seakan tak sanggup berpisah dari saudara terkasih.

Usai pemakaman, Dominggus Mandacan kepada awak media mengatakan semua orang tahu bahwa almarhum Demas Paulus Mandacan meniti karir dari bawah dengan tekun hingga menjabat Bupati Manokwari.

Baca Juga :   Terancam Virus Corona, Mahasiswa Asal Manokwari di Cina Akan Dipulangkan

“Dia (Almarhum Demas Mandacan) kan adik saya, Anak Day. Selama ini sejak saya jadi bupati Manokwari, saya didik ,saya bina anak anam ini tujuannya mereka akan jadi pemimpin di negeri ini, dan dia menjabat Bupati Manokwari itu satu kebanggaan bagi saya,” terang Gubernur Dominggus Mandacan.

Dia mengaku ada kebanggaan tersendiri ketika ada lagi putra Arfak bisa menduduki jabatan nomor satu di kabupaten Manokwari setelah dirinya.

“Demas Mandacan merupakan anak dan adik saya yang menjadi kebanggaan bagi kami orang Arfak, dia telah dipercaya oleh Tuhan dan rakyat memimpin negeri ini,” Kata Gubernur.

Ini Riwayat singkat sang Nahkoda Manokwari

Demas Paulus Mandacan merupakan Putra dari Almarhum Umur Mandacan dan Elizabeth Mandacan. Lahir pada tanggal 5 Februari Tahun 1975 di Manokwari. Dia sempat menyelesaikan pendidikan dasar di SD Inpres Prafi pada Tahun 1985 kemudian melanjutkan Pendidikan Menegah Pertama hingga selesai Tahun 1990 dan tamat SMA di Sentani Tahun 1994.

Demas kemudian melanjutkan Pendidikan Diploma III di Universitas Gaja Mada Jogjakarta dengan mengambil jurusan Administrasi Keuangan. Kemudian melanjutkan pendidikan di Bandung melengkapi pendidikan Diploma mengambil jurusan Manejemen Keuangan. Putra Arfak itu kemudian menyempurnakan pendidikan Pasca Sarjana di Universitas Gaja Mada Tahun 2013.

Baca Juga :   Gubernur PB Mengajak Umat Buddha Jaga 4 Pilar Bangsa

Demas dikenal sebagai birokrat handal. Dalam meniti karier di pemerintahan, ia pernah beberapa kali menjabat. Dimulai dari Kepala Sub Bagian di Pemerintahan Provinsi Papua Barat, hingga sebelum menjabat Bupati ia sempat menjabat kepala Sub Bagian Perencanaan Keuangan pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Papua Barat.

Almarhum juga dikenal aktif Di kalangan organisasi. Dia pernah menjabat Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Acemo di Jogjakarta, Penasehat di Paguyuban Pasundan. Pada karir politiknya, almarhum memgawali menjabat sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Manokwari yang berhasil memimpin Partai moncong putih itu di Papua Barat.

Selain meninggalkan seorang istri, almarhum juga meninggalkan tiga orang putra dan dua orang putri. Mereka adalah Dimas Rois Mandacan (23), Karisa Suara Putri Mandacan (13), Grace Friscilla Nadine Mandacan (11), Darfin Alvaro Kenzie Mandacan (8), dan Darell Gabriel Angelo Mandacan (6).

Kini dia telah pergi bukan dalam rangka perjalanan dinas atau menghadiri undangan, Demas Paulus Mandacan pergi selamanya menghadap Tuhan,” Pungkas Gubernur.(AD)

Pos terkait