MANOKWARI- Dalam rangka meningkatkan produksi kakao di kabupaten Manokwari Selatan , Bank Indonesia (BI) perwakilan Papua Barat menyerahkan bantuan peralatan olahan coklat dan rumah produksi kepada koperasi Eiber Suth Cokran di kampung Abresso distrik Ransiki Manokwari selatan jumat, 25 juli 2020 yang ditandai dengan .penandatangan prasasti dan peninjaun rumah produksi.
Plt Kepala BI perwakilan PB, Joko Supratikto menyampaikan bahwa salah satu mandat kebijakan makroprudensial khususnya dalam mendorong fungsi intermediasi yang seimbang dan berkualitas serta peningkatan akses keuangan dapat diwujudkan melalui upaya mendorong pengembangan UMKM antara lain melalui dukungan kebijakan peningkatan kapasitas dan kemampuan manjerial SDM serta inovasi produk dan upaya ini dilakukan melalui kemitraan startegis dengan kementrian pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait lainnya.
Dijelaskan Joko bahwa pendekatan yang digunakan BI dalam penyediaan bantuan kepada UMKM selalu didasarkan pada konsep industri skala rumah tangga dengan pertimbangan penerima bantuan untuk dapat mengoptimalkan menggunakan peralatan tersebut yang kedepannya kapasitas usaha meningkat dan UMKM mampu secara mandiri untuk meng-upgrade yang dimiliki.
Pihaknya berharap melalui pengembangan diharapkan dapat terwujud UMKM yang berkualitas dan memiliki daya saing yang mumpuni, berorientasi ekspor dan mendukung pengembangan pariwisata dalam upaya mengurangi Current Account Defisit (CAD) juga diharapkan mampu mendorong pemanfaatan teknologi digital dalam rangka memperluas akses pemasaran, pembiayan maupun transaksinya dan mendorong keikutsertaan dalam pameran dan event internasional untuk akses psar global.
Sehubungan dengan itu, BI melakukan penelitian komoditas produk dan jenis usaha unggulan di tahun 2019 bersama UNIPA yang hasil penelitian diketahui bahwa komoditas kakao menjadi salah satu dari 5 besar komoditas unggulan kabupaten Mansel bahkan kakao masuk dalam 10 besar komoditas unggulan sektor perkebunan di papua barat.
Olehnya itu BI perwakilan PB selanjutnya melakukan diskusi dan penjajakan dengan berbagai pihak untuk memulai kegiatan pengembangan komoditas kakao menjadi produk olahan coklat yang memiliki nilai tambah signifikan.
Selanjutnya BI melakukan pendampingan kepada pihak koperasi Eiber Suth Cokran setelah memperoleh hasil penelitian KPJU tahun 2019 dan inisiasi tersebut terbilang cepat mengingat di tahun 2020 bulan februari pihak BI langsung mengajak 5 orang calon pengelolah kakao yang merupakan anggota koperasi Eiber Suth Cokran Ransiki untuk mengikuti pelatihan dan study visit ke Yogyakarta,
Terdapat 2 lokasi yang menjadi tempat pembelajaran yaitu balai penelitian teknologi bahan alami lembaga ilmu pengetahuan indonesia ( BPTBA-LIPI) Yogyakarta dan desa wisata Nglanggeran Wonosari Yogyakarta untuk memeberikan pemahaman wawasan mengenai konsep pengelolahan desa wisata berbasis komoditas olahan coklat.
Dari kegiatan pendampingan yang dilakukan sebelumnya, BI Papua Barat selanjutnya mengimplementasikan melalui penyediaan mesin peralatan olahan cokelat yang di pesankan langsung ke pusat Penelitian Kopi dan kakao (Puslitkoka) Jember Jawa Timur, berupa satu unit mesin sangrai kakao (roaster), satu unit pemasta kasar cokelat, satu unit mesin penghalus pasta/cokelat, satu unit mesin pengempa lemak manual, dua unit mesin pendingin (freezer), empat unit cetakan cokelat dan satu unit timbangan digital 12 kg
Disamping itu BI juga memberikan bantuan untuk renovasi rumah produksi yang diharapkan dapat memenuhi standar minimal untuk pengolahan cokelat berupa partisi ruangan dengan desain tembus pandang sehingga diharapkan dapat menjadi daya tarik atraksi bagi wisatwan yang berkunjung.
Joko Menyebut bahwa Kegiatan pendampingan dari BI kepada koperasi Eiber Suth Cokran akan dilakukan untuk 3 tahun mendatang dan berharap kedepannya manokwari selatan dapat memiliki konsep desa wisata yang terintegrasi mulai dari wisata alam, perkebunan kakao edukasi budidaya kakao , produk olahan cokelat, dan konsep lainnya yang sejalan dengan kearifan lokal
Sementara itu gubernur Papua Barat, Drs Dominggus Mandacan menyampaikan bahwa Pengembangan Kakao sebagai komoditas unggulan di Papua Barat adalah program prioritas pemerintah Provinsi Papua Barat Dalam rangka pembangunan ekonomi hijau yang berkelanjutan.
Rencana pengembangan menjadi perhatian yang telah disusun dalam Grand desain investasi hijau Papua Barat dan dalam peta dalam pengembangan non investasi dan untuk lebih Saya telah memerintahkan untuk dibentuk satuan tugas tugas komoditi unggulan termasuk komoditi kakao di Kabupaten Manokwari Selatan yang beranggotakan berbagai pihak dari sektor hulu hingga Hilir termasuk salah satu anggotanya pihak bank Indonesia kantor perwakilan Provinsi Papua Barat.
“Bank Indonesia telah menjalin Mitra strategis dengan pemerintah Provinsi Papua Barat dan Pemda kabupaten kota termasuk Kabupaten Manokwari selatan Provinsi Papua Barat Dalam mendorong perekonomian Papua Barat ke arah yang lebih baik” kata Dominggus.
Lanjut Dominggus bahwa melalui beberapa program antara lain yakni BI telah membentuk tim pengendalian inflasi daerah di tingkat provinsi maupun di kabupaten kota di Papua Barat dan upaya ini untuk menjaga kestabilan harga bahan pangan pokok di Papua Barat, juga telah menjadi penasehat pemerintah dalam pengambilan kebijakan makro ekonomi di Papua Barat.
Sejalan dengan itu Bank Indonesia juga berkomitmen dalam memberikan defisit dengan meningkatkan sektor pariwisata melalui upaya menjadikan Papua Barat menjadi daerah sentra pengolahan kakao yang nantinya dikenal Indonesia maupun mancanegara,
“Harus optimis, mengingat komoditas Kakao dari Manokwari Selatan kualitas Premium dan merupakan keunggulan Indonesia yang memiliki berbagai cita rasa yang tidak dimiliki oleh kakao di daerah lain dan diminati oleh berbagai bangsa dan negara” ujarnya.
Dominggus mengajak untuk mendukung koperasi-koperasi terutama dalam pengembangan komoditi kakao khususnya di Manokwari Selatan dan kepada para petani yang ada baik melalui pemeliharaan dan perawatan lahan-lahan kebun kakao yang sudah ada.
“Kepada para pengurus petani dengan adanya bantuan yang diberikan oleh bantuan Bank Indonesia dapat dipergunakan sebagaimana mestinya sehingga dapat membantu dalam meningkatkan Inovasi dan nilai tambah produk agar tidak hanya dijual baik dalam negeri maupun diekspor dalam bentuk biji kering, namun bisa merupakan kakao yang bisa diolah menjadi coklat dan dengan adanya bantuan ini juga diharapkan dapat menyerap tenaga kerja dalam rangka membantu perekonomian masyarakat di Kabupaten Manokwari Selatan” harap Dominggus.
Gubernur berpesan kepada Bupati Manokwari Selatan beserta jajarannya agar dapat melakukan pengawasan secara langsung terhadap penggunaan bantuan ini dengan mengoptimalkan manajemen OPD terkait untuk bersama-sama mengawal keberhasilan program yang pada nantinya menjadi produk unggulan dan menjadi ekspor Kabupaten Manokwari Selatan di Papua Barat.(*/R)