MANOKWARI, Kabartimur.com- Sebanyak 62 Bunga yang diikutkan dalam kontes lomba tanaman hias pada ivent Festival yang dilaksanakan sejak tanggal 13-18 Juni 2022 di halaman Ex kantor bupati lama jln pahlawan Manokwari Papua Barat.
Hal tersebut diungkapkan oleh Koordinator lomba tanaman hias Rossna kepada media Jumat (17/6/2022)
Rossna menyebut bahwa lomba Tanaman hias yang dilombakan ada 8 jenis yaitu;
-Algonema Satuan
-Algonema Rumpun
-Philodendron
-Anthurium
-Sansivera
-Supplier
-Bunga Gantung
-Bonsai Kayu.
“Ada 8 jenis tanaman yang dilombakan dan berhasil menghimpun 62 jumlah bunga yang ikut kontestasi lomba dan telah dinilai tim juri untuk mendapatkan piala penghargaan sebagai juara I II dan III” ujar Rossna.
Adapun tim juri yang dilibatkan sebanyak 3 orang masing-masing:
1. Ir Elina Situmorang MSi
2. Vemmy Jolanda Wyzer SHut, MSi.
3. Ir Frederick Luhulima MM.
Rossna berharap melalui ivent Festival ini masyarakat bisa mengenal tanaman hias yang bernilai ekonomi bagi pendapatan keluarga dan bukan hanya sekedar Hobby sehingga masyarakat bisa menanam dan merawat tanaman hias menjadi sumber pendapatan ekonomi keluarga.
Rossna menjelaskan bahwa kegiatan Pameran dan lomba tanaman hias bukan suatu hal yang baru dan bukan pertama kali di lakukan oleh KPTH PB (komunitas pecinta tanaman hias) namun merupakan ivent ke 3 kali dilaksanakan.
“Tetapi kali ini dari DLHP kabupaten Manokwari gandeng KPTH PB untuk melaksanakan giat ini dalam rangka hari lingkungan hidup sedunia yang diperingati setiap tanggal 5 juni setiap tahunnya yang dikemas dalam ivent Festival Tanaman Hias I” terang Rossna yang juga adalah Kadiv Humas KPTH PB.
Pihaknya berharap melalui momentum festival yang sudah disetujui oleh bupati menjadi ivent tahunan agar kedepannya lebih baik dan lebih menarik banyak komunitas lainnya untuk ikut memeriahkan dan lebih mudah melibatkan masyarakat luas.
Olehnya itu kata Rossna ivent festival mendatang agar biaya stand pameran dan pendaftaran bisa digratiskan karena ada banyak petani tanaman hias yang ingin terlibat namun karena biaya stand dan pendaftaran yang menyentuh 2 jutaan lebih akhirnya mereka memilih tidak ikut.
Sementara ketua Tim juri lomba Ir Frederick Luhulima MM berharap agar ivent festival kedepannya lebih banyak melibatkan tanaman endemik Papua.
Selain itu peserta yang mengikuti lomba harus benar-benar memahami kriteria tanaman yang mau diikutkan lomba dan pelaksana kegiatan harus memaksimalkan sosialisasi kepada peserta agar Tanaman yang dilombakan benar sesuai dengan kriteria yang dilombakan serta melibatkan tim juri yang benar-benar memiliki kompetensi di bidang tanaman hias.
Pihaknya menilai bahwa tanaman hias yang dilombakan saat ini banyak tanaman yang tidak layak dari segi kriterya.
“Ada tanaman yang dipindahkan ke Pot baru setelah lomba dan harusnya itu tidak boleh, kemudian tanaman yang sudah pernah ikut dilombakan tidak boleh diikutkan lagi dalam lomba berikutnya” terangnya.
Selain itu, tim juri harus benar-benar selektif dalam penilaian tanaman yang dilibatkan dalam lomba dan harus melibatkan lebih dari 1 juri.
Pihaknya berharap agar moment festival kedepannya lebih banyak melibatkan tanaman endemik Papua mengingat tanaman hias yang diikutkan dalam lomba saat ini didominasi tanaman hias dari luar sedangkan endemik Papua hanya diikuti oleh tanaman suplir khas Papua.
” Festival berikutnya harus benar-benar memprioritaskan endemik Papua terutama pada tanaman langkah dan publikasi harus dimaksimalkan ” tandasnya.