WASIOR – Sejumlah besar bahan kebutuhan pokok (bapok) pengadaan dari Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Teluk Wondama dalam rangka menjaga stok sembako dalam masa pandemi Covid-19 hingga memasuki akhir Juli ini belum juga laku terjual.
Beberapa komoditas bapok yang belum terserap pasar antara lain beras, gula dan garam. Bapok yang dibeli menggunakan dana realokasi dan refocusing APBD 2020 saat ini masih menumpuk di gudang milik vendor yang ditunjuk Pemkab.
Data dari UD.Koko, salah satu vendor yang mendatangkan bapok pesanan Gustu Covid-19 misalnya, dari 100 ton beras yang didatangkan pada bulan Mei, sejauh ini yang sudah terjual belum mencapai setengahnya. Demikian halnya dengan gula yang mencapai 40 ton, sampai mendekati akhir Juli baru sedikit yang telah terjual.
Hal itu diungkapkan Bambang selaku manajer UD Koko dalam pertemuan dengan rombongan DPRD dari daerah pemilihan Teluk Wondama I yang datang melakukan pengecekan dalam rangka kunjungan kerja, baru-baru ini.
“Yang sudah habis hanya minyak goreng. Kalau beras dan gula sebagian besar belum laku, “ kata Bambang kepada rombongan DPRD yang dipimpin Munawar Jamalu dari PPP.
Pimpinan UD Koko, Darmaji yang ikut hadir dalam kesempatan itu menyarankan sebaiknya pengadaan bapok untuk menjaga stok daerah dalam masa pandemi Covid-19 tidak lagi diperpanjang ke tahap selanjutnya.
Selain karena stok yang masih cukup banyak, moda transportasi khususnya kapal laut saat ini juga telah kembali beroperasi sehingga pasokan bapok dari luar daerah sudah tidak terhambat lagi.
Gustu Covid-19 Wondama memang menjadwalkan pengadaan bapok untuk menjaga stok daerah dilakukan dalam 3 tahap.
“Tidak perlu lagi ditambah. Yang perlu itu mungkin bawang dan telur saja, “ujar Darmaji yang merupakan salah satu pengusaha kenamaan di Wondama.
Terkait hal itu Kepala Dinas Perindagkop Ekbertson Karubuy yang juga didatangi rombongan DPRD menjelaskan, Gustu Covid-19 Teluk Wondama mengalokasikan anggaran sebesar 12 miliar untuk pengadaan stok bapok daerah dalam masa pandemi virus corona.
Belanja pengadaan bapok dilakukan dalam tiga tahap yakni tahap I untuk bulan April Mei dan Juni, tahap I untuk Juli Agustus dan September serta tahap III untuk Oktober November dan Desember.
Dia mengatakan, sejauh ini pihaknya baru melakukan belanja tahap I yang menghabiskan anggaran sebesar 4 miliar.
“Tahap I sudah realisasi 100 persen. Tahap II baru bawang saja (bawang merah dan putih), anggarannya sekitar 200 juta.Untuk tahap II (untuk komoditi di luar bawang) dan tahap III sudah tidak ada lagi sehingga anggarannya kembali ke kas daerah, “ ujar Ekber.
Adapun untuk bapok tahap I yang sejauh ini belum laku terjual, menurut Ekber, itu akan dijadikan sebagai persediaan untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk seperti terjadi kelangkaan maupun kenaikan harga.
“Stok tahap I yang masih ada itu kita pakai untuk menjaga stok daerah, nanti kalau Covid sudah selesai maka akan ada operasi pasar agar bapok itu tidak rusak, “ kata mantan Sekretaris Bappeda Wondama ini.
DPRD sendiri sepakat pengadaan bapok khususnya beras, gula dan garam untuk tahap II dan tahap III tidak lagi diadakan mengingat pasokan sembako belakangan ini sudah kembali normal.
“Kita setuju tidak perlu ada lagi pengadaan tahap II dan tahap III dan anggarannya dikembalikan supaya bisa dipakai untuk hal-hal yang lebih dibutuhkan, “ kata anggota DPRD Remran Sinadia.
Adapun dari hasil pengecekan DPRD, bapok pengadaan Gustu Covid-19 yang sudah habis terjual adalah bawang merah dan bawang putih, minyak goreng serta telur dan daging ayam. (Nday)