WASIOR, Kabartimur.com– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat mengimbau masyarakat terutama di wilayah Distrik Wasior, Wondiboi dan Rasiei mewaspadai potensi terjadinya banjir akibat curah hujan yang tinggi.
Kepala Pelaksana BPBD Teluk Wondama Anita Tappi mengatakan sesuai informasi dari BMKG, hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Papua Barat diperkirakan terjadi sampai dengan bulan Oktober.
Karena itu pihaknya mengharapkan masyarakat khususnya yang bermukim di dekat daerah aliran sungai (DAS) agar selalu waspada ketika terjadi hujan lebat.
“Kami mengimbau masyarakat di Distrik Rasiei untuk selalu waspada karena info dari BMKG musim hujan tahun ini terjadi sampai Agustus atau Oktober. Karena di Rasiei itu ada beberapa sungai besar yang beberapa waktu terakhir ini sering banjir, “kata Anita di Wasior, Kamis (4/4).
Anita menyebutkan beberapa sungai atau kali besar di wilayah Distrik Rasiei yang perlu diwaspadai antara lain Kali Ati, Kali Uriani dan Kali Gumei.
Berdasarkan pengecekan lapangan yang dilakukan tim BPBD beberapa waktu lalu, diketahui terdapat banyak material berupa batu dan kayu di bagian hulu.
“Di bagian hulu itu ada banyak material seperti batu dan kayu ukuran besar. Sementara aliran kali di bagian hulu itu sudah rata, sehingga kita kuatir kalau terjadi banjir, itu bisa meluap ke mana-mana dengan membawa material batu dan kayu itu, “ucap Anita.
Untuk mengantisipasi hal itu, dia mengatakan beberapa waktu lalu BPBD telah mengerahkan alat berat untuk melakukan pengerukan serta penataan jalur aliran sungai pada beberapa sungai besar di Distrik Rasiei.
Salah satunya adalah Kali Ati yang pada 7 Maret lalu sempat meluap hingga menggenangi pemukiman warga di Kampung Isei dan sekitarnya.
“Kami turunkan sampai 10 alat berat (escavator) untuk melakukan pengerukan besar-besaran karena aliran Kali Ati itu sudah hampir rata (dengan permukaan jalan), “ungkap dia.
“Kita kerja selama 7 hari, ada yang ke arah hilir ada yang ke arah hulu. Kita lakukan itu supaya masyarakat rasa aman, “jelas mantan Kabag Kesra pada Sekretariat Daerah Teluk Wondama.
Meski upaya pengerukan dan pendalaman aliran sungai sering dilakukan, dia mengingatkan, banjir tetap bisa terjadi kapan saja. Sebab, sungai-sungai di Wondama memiliki karakteristik yang terbilang unik.
Yaitu setiap kali banjir tidak hanya air yang lewat namun selalu membawa material terutama pasir bercampur kerikil dan bebatuan dalam jumlah besar. Hal inilah yang membuat jalur aliran sungai menjadi cepat penuh dan akhirnya rata dengan permukaan tanah.
“Sehingga harus terus dilakukan pengerukan dan tidak mungkin manual karena pasir dan batu itu banyak sekali.
Makanya kami kerjasama dengan pihak ketiga untuk pinjam alat berat mereka. Jadi adat alat berat yang kita siagakan di beberapa sungai besar untuk antisipasi, “ujar eks Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana ini. (Nday)