Mambor Siapkan 4 Miliar Renovasi Situs Batu Peradaban di Aitumieiri

WASIOR – Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama pada tahun ini akan memulai renovasi terhadap kawasan Batu Peradaban yang merupakan bagian dari situs rohani bersejarah Aitumeiri di Miei, Wasior.

Bupati Hendrik Mambor mengatakan Pemkab telah mengalokasikan dana Rp4 miliar dalam APBD 2023 untuk merevitalisasi kawasan Batu Peradaban.

“Tahun ini kita bangun batu peradaban dengan dana 4 miliar. Saya sudah beri petunjuk tidak boleh bagi-bagi lagi. Tidak boleh pecah-pecah. 4 miliar itu untuk bangun (kawasan) Batu Peradaban, “kata Mambor pada pembukaan Musrenbang RKPD di Distrik Rumberpon, baru-baru ini.

Bupati mengatakan renovasi kawasan batu peradaban dilakukan dalam rangka menyongsong peringatan satu abad Wondama sebagai Tanah Peradaban Orang Papua pada 2025 mendatang.

Selain penataan ulang situs batu peradabannya sendiri, kawasan di sekelilingnya juga akan didesain ulang.

Menurut bupati, kawasan bersejarah itu akan dilengkapi dengan gedung serbaguna, rumah doa serta jalan lingkungan dan beberapa fasilitas penunjang lainnya.

Baca Juga :   Jalan Poros Tak Kunjung Diaspal, Wasior Jadi Kota Debu

“Tadinya rencana bentuknya kecil tapi pak wakil (wakil bupati Andarias Kayukatuy) menyarankan ada bangunan besar supaya kalau hujan orang aman. Jadi kita setuju didesain ulang. Juga ada jalan lingkungan dan satu gedung PKDP yang ada dalam kawasan, “jelas Mambor.

“Tahun 2024 kita tambah bangun lain lagi sehingga tahun 2025 orang datang sudah ada perubahan, “lanjut Kepala Daerah.

Untuk diketahui, Pemkab Teluk Wondama telah membuat masterplan penataan kawasan Situs Batu Peradaban Aitumeiri.

Batu peradaban termasuk dalam zona inti dari Situs Religi Aitumeiri. Disebut batu peradaban karena situs itu berupa sebuah batu ceper dengan diatemer sekitar satu meter persegi dan sejumlah batu kecil di sekelilingnya.

Batu ceper itu dipercaya merupakan tempat di mana dahulu zendeling Izaak Samuel Kijne biasa duduk untuk mengajar berbagai hal kepada orang-orang asli Papua. Termasuk mengajarkan cara bernyanyi dan membuat lagu.

Baca Juga :   Gereja Katolik Wasior Resmi Jadi Paroki Mandiri, Uskup Hilarion Kenang Jasa Besar Mendiang Alberth Torey

Pada batu itu pula diyakini Kijne – Penginjil asal Belanda yang berkarya di Wondama sejak 1925 – meletakkan peradaban baru bagi orang Papua.

Antara lain melalui pendirian sekolah formal pertama di Aitumeiri yang membuat orang asli Papua bisa mengenal menulis membaca dan berhitung.

Pada thun 2022 lalu telah  dilakukan renovasi pada beberapa bagian situs terutama pada bangunan bekas rumah I.S Kijne, bekas asrama dan dapur yang dahulu dipakai para siswa di Bukit Aitumeiri. (Nday)

Pos terkait