Konferensi Masyarakat Adat Wondama : Perkuat Nilai-nilai Adat untuk Selamatkan Manusia, Tanah dan SDA Papua

WASIOR – Konferensi Masyarakat Adat Wondama resmi dibuka oleh Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan yang diwakili Bupati Teluk Wondama Hendrik Mambor, Selasa (22/3/2022) di aula Hotel Iriati Beach di Wasior.

Melalui sambutan tertulis, Gubernur mengharapkan Konferensi Masyarakat Adat Wondama yang baru pertama kali digelar itu dapat menghasilkan kesepakatan-kesepakatan yang berdampak positif terhadap keberlangsungan hidup generasi saat ini maupun yang akan datang.

Dominggus mengingatkan saat ini ada banyak hal yang mengancam keberlangsungan hidup masyarakat adat. Karena itu masyarakat adat Wondama diharapkan mampu mewujudkan eksistensinya dalam era modern ini melalui penguatan kelembagaan adat.

“Pemprov mendukung upaya masyarakat adat Teluk Wondama untuk membangun sebuah fondasi kekerabatan melalui konferensi masyarakat adat sehingga tercipta nilai-nilai adat yang kuat guna menyelamatkan manusia, tanah dan sumber daya alam di tanah Papua khususnya di Wondama, “pesan Dominggus.

Baca Juga :   Bupati Imburi : Pilkada Jangan Sampai Merusak Hubungan Keluarga

Dalam kesempatan itu Ketua Dewan Adat Papua Manawir P. Yarangga menyerukan agar orang Papua tidak perlu takut dan kecewa meskipun realitas selama ini menunjukkan masyarakat adat Papua sering kali mengalami ketidakadilan.

Dia menegaskan Orang Asli Papua harus berjalan dengan keyakinan iman bahwa tanah Papua termasuk di Wondama adalah tanah yang telah diberkati Tuhan. Karena itu  tidak ada alasan bagi anak-anak Papua untuk merasa kecewa.

“Tuhan telah membaptis tanah ini dengan namanya. Atas dasar itu tidak ada alasan kekecewaan anak-anak negeri ini. Mari kita kuat melangkah dengan iman maka kita akan mengalami tanda heran satu ke tanda hera yang lain. Terapkan itu, “tandas Yarangga yang datang bersama Sekretaris Umum DAP Leonard Imbiri.

Lebih lanjut Yarangga juga mengajak seluruh semua komponen masyarakat adat di Wondama untuk bersatu dan saling bekerja sama sehingga tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang bisa memecah belah kebersamaan sesama anak negeri.

Baca Juga :   Gelar Bimtek, KemenPUPera Dorong Teluk Wondama Punya Perbup Penyelenggaraan Bangunan Gedung

“Marilah orang Papua dengar-dengaran dan rajinlah bekerja. Kalau mau sukses, mari kita bersatu, kita jangan terkooptasi dengan berbagai istilah-istilah (yang tidak jelas), “pesan Yarangga.

 

Konferensi Masyarakat Adat Wondama yang dijadwalkan berlangsung dua hari mengusung tema ‘Selamatkan Manusia, Tanah dan Sumber Daya Alam Papua’ serta subtema ‘Menata Kelembagaan Adat sebagai Rumah Besar Masyarakat Adat Wondama yang Mandiri.’

Forum itu melibatkan sedikitnya 300 peserta yang terdiri atas komponen masyarakat adat dari seluruh wilayah Wondama, para kepala kampung, kepala distrik dan pimpinan perangkat daerah Pemkab Teluk Wondama juga para tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda.

Konferensi akan memilih dan menetapkan pengurus lembaga adat baru yang merupakan peleburan dari seluruh komponen lembaga adat yang ada di Wondama dalam satu wadah bernama Dewan Adat Daerah Kabupaten Teluk Wondama.

Baca Juga :   Sertijab Empat Pejabat Polres Teluk Wondama, Kapolres Hari Pesan Hal yang Baik Dilanjutkan

“Kita harus bergandandengan tangan, adat, gereja dan pemerintah untuk menata rumah besar masyarakat adat Wondama.

Rumah ini harus kita jaga, kita rawat supaya tidak ada yang lompat jendela masuk yang bisa merusak apa yang ada di dalam kamar-kamar. Ini tugas dan tanggung jawab kita semua,” kata Adrian Worengga, Ketua LMA Adrian Worengga.

Selain Bupati bersama Ketua dan Sekretaris Umum DAP, ikut hadir Ketua DAP representasi Domberai yang juga Bupati Manokwari Selatan Markus Waran, Ketua DPRD Herman Sawasemariai, Kapolres AKBP Yohanes Agustiandaru juga Wakil Bupati Teluk Wondama Andarias Kayukatuy.

Turut  hadir Perwira Penghubung Kodim 1801 Manokwari Mayor Inf Arry Revo, Ketua LMA Kabupaten Adrian Worengga, eks Ketua DPR Provinsi Papua Barat Yoseph Auri serta sejumlah ketua kerukunan masyarakat Papua di Wondama. (Nday)

 

Pos terkait