Kisah Dos Santos Runaki, Bayi Malang Penderita Hidrosefalus di Wasior

WASIOR – Dos Santos Runaki terbaring lemah di atas tempat tidur ruang UGD RSUD Teluk Wondama di Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Minggu petang (6/10/2019).

Bayi malang berusia 1 tahun 8 bulan itu hanya bisa menengadah ke atas. Tubuh mungilnya tak bisa digerakkan ke kiri maupun ke kanan. Dos Santos menderita hidrosefalus yang membuat kepalanya membesar, jauh dari ukuran normal.

Ketiadaan biaya membuat Runaki kecil belum bisa tertangani hingga usianya kini menjelang 2 tahun. Sang ibu, Agnes Paula Runaki belum punya pekerjaan tetap sehingga tak memiliki biaya untuk pengobatan sang buah hati.

Dia bercerita, dulu, saat dilahirkan, Runaki sehat-sehat saja. Tak ada tanda-tanda si bayi menderita penyakit. Seminggu di RS, Agnes lantas membawa puteranya pulang. Beberapa hari kemudian, Runaki mulai terserang sakit. Badannya panas tinggi. Dia juga muntah berkali-kali dan badannya menguning.
“Terus kami bawa kembali ke RSUD. Setelah satu bulan di rawat baru kepala mulai besar, “ kata Agnes.

Baca Juga :   Tersisa 4 ODP yang Masih Dipantau di Wondama, Seluruh OTG Sudah Bebas

Runaki kecil kemudian dirujuk ke Jayapura berbekal bantuan dana dari Pemkab Wondama. Sayangnya ketika itu dokter ahli yang bisa menangani pasien hidrosefalus sedang tidak ada di Jayapura. Mereka harus menunggu cukup lama hingga 6 bulan.

Namun rencana operasi untuk mengeluarkan cairan di kepala sang bayi urung dilakukan. Ketiadaan dana, lagi-lagi jadi penyebab. Biaya untuk selang penyedot cairan di kepala mencapai Rp6,5 juta. Agnes tak punya uang sebanyak itu.

“Jadi kitong tidak jadi operasi kitong bawa pulang lagi ke sini, “ kata perempuan asal Ambumi, Distrik Kuri Wamesa ini.

Tak mau menyerah, Agnes kembali mengajukan proposal bantuan dana ke Pemda. Namun uang yang diterima masih jauh dari kebutuhan untuk pengobatan yang lebih intensif. Agnespun akhirnya pasrah. Dia hanya bisa berdoa memohon keajaiban dari Sang Pencipta.

Baca Juga :   Ingin Bandara Baru Wondama Dibangun Tahun Depan, Mambor akan Bawa Rombongan Besar ke Jakarta

“Selama ini tidak bisa diobati karena tidak ada biaya, “ ucap perempuan muda kelahiran 1995 ini.

Ditengah kepasrahannya, angin segar berhembus. Berawal dari foto sang putera yang disebar ke media sosial, perhatian mulai muncul. Banyak orang yang bersimpati dengan nasib Runaki. Dalam beberapa hari terakhir ini sudah datang bantuan baik secara perorangan maupun kelompok.

Yang terbaru datang dari Pemkab Teluk Wondama. Sang putera rencananya akan dirujuk ke Jakarta untuk mendapat perawatan medis yang lebih intensif. Semua biaya ditanggung Pemda.

“Tadi (Minggu sore) Bapak Sekda kasih tahu dia diopname satu malam di sini dan selanjutnya di rujuk ke Manokwari kemudian dibawa ke Jakarta, “ ujar Agnes yang mengaku lega karena akhirnya sang putera bisa mendapat pengobatan yang sesuai.

Pihak RSUD Teluk Wondama membenarkan Dos Santos Runaki akan dibawa ke Jakarta. “Iya, dibawa ke Jakarta di (RS) Gatot Subroto, “kata dr.Yoce Kurniawan yang merawat Runaki.

Baca Juga :   Dukung Indubri-Matani, Partai Pengusung : Wondama Butuh Pemimpin yang Cepat, Cerdas dan Berani

Kondisi yang dialami Dos Santos Runaki rupanya menggugah simpati banyak pihak di Teluk Wondama. Foto si bayi yang disebar di medsos viral. Di kota Wasior sendiri, sejumlah kelompok telah menggagas penggalangan dana untuk membantu biaya pengobatan Runaki.

Warga juga menggalang sumbangan melalui grup pertemanan di medsos juga melalui situs kitabisa.com.
“Rencananya besok kita akan mengunjungi adik Runaki sebelum dia berangkat ke Manokwari dan selanjutnya ke Jakarta, “ kata Ridas Wambrau selaku salah satu inisiator penggalangan dana. (Nday)

Pos terkait