MANOKWARI, Kabartimur.com- — Kenaikan sejumlah barang terjadi pada Juli 2022 menyebabkan inflasi di Papua Barat naik menjadi 1,11 persen.
Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Papua Barat, Lasmini menjelaskan, inflasi dipengaruhi adanya kenaikan indeks harga konsumen pada Juli 2022 sebesar 111,89 persen dibandingkan Juni 101,66 persen.
Untuk dua kota inflasi di Papua Barat yakni Manokwari dan Kota Sorong juga mengalami kenaikan, dimana Manokwari sebesar 0,57 persen dan Kota Sorong 1,26 persen.
Sedangkan, indeks harga konsumen di Manokwari mengalami peningkatan pada Juni sebesar115,35 persen meningkat menjadi 115, 61 persen di Juli Sementara, di Kota Sorong dari 19,51 persen menjadi jadi 110,89 persen.
Lasmini menyebutkan, ada lima komoditas andil inflasi terbesar di Manokwari diantaranya, angkutan udara 1,4452 persen, bawang merah 0,1862 persen, buah pinang 0,1535 persen, sirih 0,00443 persen dan pemeliharaan atau servis 0,0421 persen.
“Kelompok pengeluaran transportasi udara masih menyumbang cukup besar inflasi baik di Manokwari maupun Kota Sorong. Manokwari sebesar 1,5190 persen dan Kota Sorong 0,8138 persen,” jelasnya saat memaparkan rilis inflasi Agustus 2022 di Aula BPS Papua Barat, Senin (1/8).
Sementara untuk kelompok pengeluaran, kelompok perumahan, air listrik dan bahan rumah tangga di Kota Sorong sebesar 0,085 persen. Sedangkan, di Manokwari ini, andil dari kelompok pengeluaran tersebut tidak terlalu besar.
Kemudian, kelompok minuman dan tembakau, dimana Kota Sorong tertinggi kedua sebesar 0,3165 persen, sedangkan di Manokwari masih didominias dengan perawatan pribadi dan jasa lainnya.
“Komoiditas terbesar kedua di Manokwari, bawang merah 0,1862 persen dan di Kota Sorong 0,2573 persen. Adapun penyebab untuk komoditas ini karena curah hujan masih tinggi untuk deareh penghasil bawang merah, sehingga produksinya rendah dan pengaruh harga tinggi,” ujarnya.
Lanjut Lasmini, untuk komoditas terbesar ketiga di Manokwari yaitu buah pinang sebesar 0,1535 persen dan di Kota Sorong sebesar 0,0965 persen.
“Terbesar keempat di Manokwari yaitu Sirih 0,443 persen dan Kota Sorong cabe rawit sebesar 0,0956 persen. Sedangkan, terbesar kelima di Manokwari yaitu pemelihaaran servis 0,0421 persen dan di Kota Sorong ikan Cakalang 0,0795 persen,” tambah Lasmini.
Adapun lima komoditas andil deflasi terbesar di Manokwari diantaranya ikan cakalang, ekor kuning, ikan Mumar, tomat dan kangkung. Sedangkan di Kota Sorong diantaranya, tomat, ikan ekor kuning, ikan tongkol, ikan kombong dan minyak goreng.
Dia menambahkan, jika dilihat dari kewilayahan, dari 21 daerah di wilayah Sulampua, Manokwari berada di urutan ke 16 dan Kota Sorong diurutan ke 7 tingkat inflasinya. (Red)