Kasus Kematian Ibu dan Bayi di RSUD Takalar Diduga Akibat Kesalahan Diagnosa

 

Kasus kematian Kasmawati Dg. Tayu (34) bersama jabang bayinya di RSUD Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar senin (16/10/2017) lalu diduga kuat akibat kesalahan diagnosa dan pelayanan buruk dari pihak rumah sakit. LSM BAKIN Takalar bahkan menuding ada keteledoran dan meminta pihak RSUD untuk bertanggung jawab serta memecat dokter dan bidan yang bertugas saat itu.

 

Berdasarkan hasil keterangan pihak keluarga korban, korban sebelum kritis telah terlihat lemas. Namun pihak RSUD sepertinya tidak terlalu memperhatikan dan memperdulikan kondisi korban. Hingga korban mengalami kritis dan kejang-kejang sekitar pukul 16.30 WITA, barulah pihak RSUD mengambil keputusan untuk melakukan tindakan namun akhirnya korban meregang nyawa sebelum operasi dilakukan.

 

Sementara menurut pihak Direktur RSUD Padjonga Dg. Ngalle, dr. Novi Yulianty, pihak rumah sakit telah memberikan pelayanan sesuai prosedur. Sementara atas kematian korban dan bayinya, dr. Novi lebih menyalahkan pihak keluarga yang dianggap menolak mancari darah ke Makassar.

Baca Juga :   Anak Arfak Pimpin Diskusi di Jakarta, Bahas Solusi Konflik Papua

 

Disisi lain, ketua LSM BAKIN (Badan Anti Korupsi Indonesia) Takalar, Nursalam, S.Pd memberikan tanggapan berbeda. Menurut LSM BAKIN, pihak RSUD diduga telah melakukan keteledoran dalam melakukan diagnosa maupun dalam melakukan pelayanan.

 

“Kami menilai, pihak RSUD Takalar diduga melakukan keteledoran dalam melakukan diagnosa dan pengontrolan (pelayanan). Kepala RSUD Takalar harus bertanggung jawab, dan segera melakukan pemecatan terhadap dokter dan bidan yang terlibat. Pasien sudah lemas sekali, tidak diperhatikan. Nanti Kejang-kejang baru diperhatikan, bilang mau dioperasi, disuruh cari darah di Makassar paling cepat 3 jam pp. Kenapa tidak sekalian sudahpi orang dikubur baru disuruh cari darah.. “Jelas Salam.

Pos terkait