MANOKWARI Kabartimur.com – Peringatan hari lingkungan hidup sedunia yang diperingati pada tanggal 5 Juni setiap tahunnya menjadi ajang bagi Komunitas Pecinta Tanaman Hias Papua Barat ( KPTH -PB) untuk memperkenalkan tanaman endemik Papua yang akan dikemas dalam ajang Festival Tanaman Hias yang digelar pada tanggal 13-18 Juni 2022 di halaman kantor Ex Bupati Manokwari Jln Pahlawan.
Hal tersebut disampaikan oleh ketua panitia pelaksana festival Johanes Ada’ Lebang kepada media pada acara launching festival yang dibuka oleh wakil bupati Manokwari di Samping Lampu Merah Haji Bauw Minggu (5/6/2022).
Festival Tanaman Hias l Akan Melibatkan Beberapa Komunitas
Pelaksanaan Festival Tanaman Hias l (pertama) , kata Lebang akan melibatkan beberapa komunitas peduli Lingkungan.
“Karena pelaksanaan festival Tanaman Hias Pertama sudah mendapat restu dari pemerintah daerah kabupaten Manokwari sehingga panitia minta dukungan semua pihak untuk ikut menyukseskan agenda festival tersebut” ujar Lebang.
Lanjut dia menyebut bahwa agenda festival akan melibatkan semua komunitas peduli lingkungan baik komunitas pecinta tanaman hias yang didalamnya ada hidroponik, juga ada flora dan fauna, komunitas ikan Cuppang, komunitas Tanaman Bonsai, dan komunitas Kicau Burung Manokwari.
Disamping itu pula komunitas peduli lingkungan lainnya akan ambil bagian dalam festival namun yang terpenting akan dilakukan edukasi oleh para pakar.
Selain itu pula penyelenggara akan memberikan edukasi dalam lomba konten fotografi dan lomba media sosial maupun audio yang akan diterima panitia.
” Penyelenggara akan buat blanko pendaftaran untuk lomba konten fotografer setiap hari sedangkan untuk anak TK dan Sekolah Dasar (SD) panitia akan menyiapkan lomba mewarnai dan menggambar” terang Lebang.
Lebang menjelaskan mengenai Konsep mengenalkan tanaman endemik Papua lewat festival karena Papua banyak memiliki endemik yang sangat bernilai dan memiliki potensi jual yang tinggi namun hal tersebut belum banyak dikenal masyarakat dan belum menyadari akan hal itu.
“Sehingga lewat momentum ini kita akan memperkenalkan endemik Papua yang bernilai dan berpotensi dan masyarakat akan diberikan edukasi sehingga masyarakat sadar untuk melestarikan dan melakukan budidaya secara baik dan hal itu akan berdampak pada pangsa pasar yang bernilai ekonomi” harap lebang.
Disamping Noken yang sudah diakui oleh Unesco Lebang menjelaskan bahwa lewat momentum ini pihaknya akan merangkul komunitas pembuat Noken yang dibuat dari tanaman Nenas dan kulit kayu kecuali noken yang terbuat dari Nilon pihaknya akan membantu pemasaran baik secara langsung maupun digital.
Lebang berharap kepada semua pihak yang ingin berpartisipasi dalam ajang festival untuk segera mendaftarkan diri kepada panitia Festival Sampai dengan tanggal 12 Juni karena tanggal 13 kegiatan Festival akan mulai digelar dan langsung dibuka oleh Bupati Manokwari.
” Untuk masyarakat (mama Papua) pendaftaran kita tidak pungut biaya akan tetapi untuk komunitas, kita akan serahkan ke pihak komunitasnya” kata lebang.
Lebang berharap Festival ini akan menjadi agenda tetap daerah yang difasilitasi oleh pemerintah daerah.
” Hari ini kita inisiasi dan Pemda sepakat jadikan agenda daerah selanjutnya kita akan bentuk forum komunitas peduli lingkungan di Manakori untuk dijadikan bagenda tahunan kedepan” pungkas Lebang. (Red)