Desertasi Doktor, IYL Teliti Penerapan Pendidikan Dasar di Tujuh Negara

KabarTIMUR,IMG-20170828-WA0059KOREA- Ichsan Yasin Limpo (IYL) melanjutkan penelitian penyusunan disertasi gelar doktornya. Setelah merampungkan wawancara dan pengambilan data di Jepang, “Mr Komitmen” ini bertolak ke Korea Selatan.

Hari ini, Senin (27/08/17) waktu setempat, IYL yang fokus melakukan penelitian tentang penerapan pendidikan dasar di tujuh negara, mengunjungi Dinas Pendidikan Incheon, Jepang.

Mengenakan stelan kemeja putih yang dibalut dengan jas, IYL menempuh perjalanan ke dinas pendidikan setempat menggunakan taxi. Di tempat itu, mantan Bupati Gowa mengambil data, sekaligus mewawancarai mengenai kebijakan Pemerintah tentang pendidikan.

Usai di dinas pendidikan, IYL kemudian melanjutkan di sekolah setingkat SMA, Jakjeon. Di sekolah moderen ini, tokoh peduli kemanusiaan dan pendidikan itu diterima langsung Kepala Sekolah Son Hong Jae, dan Wakil Kepala Sekolah Roh Song Sung.

“Kepala sekolah dan guru di sekolah ini menjelaskan tentang metode pembelajaran yang diterapkan. Termasuk mengenai jam pelajaran, mata pelajaran, serta waktu istirahat,” kata IYL melalui laporan yang diterima redaksi, Senin (28/08/17) siang.

Baca Juga :   Jasa Raharja Akan Serahkan Santunan Korban Kecelakaan KM Cantika Express

Usai berbincang, IYL yang sehari sebelumnya berada di Jepang untuk penelitian yang sama, dijamu oleh para guru di kantin sekolah tersebut, sambil juga mendapat penjelasan mengenai berbagai fasilitas di sekolah itu.

Selain itu, IYL yang di Pilgub Sulsel 2018 mendatang, maju berpasangan dengan Andi Mudzakkar, juga berkesempatan melihat langsung ruang kelas, serta aktivitas belajar-mengajar di sekolah ini, sembari sesekali mengabadikan momen tersebut melalui kamera ponselnya.

Setelah berkeliling ke ruang kelas, IYL kemudian meninjau perpustakaan di sekolah tersebut, sambil memperhatikan buku-buku yang menjadi koleksi di ruangan ini, beserta fasilitas penunjang untuk memotivasi para peserta didik.

Sekadar diketahui, IYL bakal berada di Korea selama tiga hari sebelum bertolak ke dalam negeri. Di negara tetangga Jepang ini, alumni terbaik Lemhanas tersebut dijadwalkan mengunjungi berbagai tempat. Seperti sekolah setingkat SD maupun SMP.

Baca Juga :   Indonesia dan Belanda Sepakat Perangi Kejahatan Transnasional

Tercatat ada tujuh negara yang dijadikan lokasi penelitian Ichsan. Masing-masing Singapura, Malaysia, Swiss, Jepang, Korea, Newzealand dan Belanda. Sejauh ini, sudah ada tiga negara yang dikunjungi.  Seperti Singapura, Jepang, dan Korea.

Sebelumnya, ujian proposal penelitian yang diajukan Ichsan Yasin Limpo di dilewati dengan sempurna. Bahkan, tujuh guru besar yang menjadi tim penguji dan promotor kandidat doktor ini tak ragu memberi nilai A. Nilai sempurna yang jarang didadapatkan calon peneliti saat melakukan ujian proposal, berhasil dicatatkan Ichsan yang secara meyakinkan mampu memukau para guru besar di bidang hukum, tata negara, maupun di bidang pendidikan.

Di proposal penelitian ini, ketua PMI Sulsel ini, mengambil latar belakang dari Pembukaan UUD 45 aline 4 yang garis besarnya tengang negara harus bisa mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dalam kajiannya, Ichsan melihat sistem pengelolaan pendidikan Indonesia masih ‘tertinggal dan terbelakang’ jika dibanding dengan sistem pendidikan yang ada di negara negara Asia lainnya.

Baca Juga :   Polri Utus 6 Perwira Ikut Kursus Petugas Penegak Hukum Senior Ke Tiongkok

“Hal ini dilihat dari pelayanan pendidikan nasional yang masih berorientasi pada filosofi ‘stres akademik’ yang cenderung memaksakan, menekan, bahkan mengancam. Cara ini tentu saja tidak akan menciptkan atmosfir belajar yang kondusif untuk memberikan ruang yang luas bagi peserta didik untuk mengembangkan krativitasnya,” papar Ichsan yang di ujian ini mengenakan jas almamater Unhas.

Padahal, lanjut dia, kreativitas sangat dibutuhkan untuk berinovasi dan berkompetisi di masa mendatang. Sebab
dampak dari penerapan sistem pendidikan itu berdasarkan hasil PISA (programer for internasional student assesment), kemampuan anak Indonesia usia 15 tahun di bidang Matematika, sains dan membaca masih rendah diibanding dengan peserta didik di dunia.#

Pos terkait