Bukan Kepentingan Elit, Piet Kasihiw Jamin Provinsi PBT untuk Percepat Kesejahteraan OAP

WASIOR – Empat kepala daerah di wilayah Provinsi Papua Barat yakni Bupati Fakfak, Bupati Kaimana, Bupati Teluk Bintuni dan Bupati Teluk Wondama telah sepakat mengusulkan pembentukan provinsi baru dengan nama Provinsi Papua Barat Tengah (PBT) atau yang sebelumnya dikenal dengan Provinsi Bomberay Raya.

Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw optimis hadirnya daerah otonom baru (DOB) PBT akan mendorong percepatan pembangunan sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya orang asli Papua (OAP) pada 4 kabupaten tersebut.

“Ini adalah satu strategi percepatan pembangunan dengan pemekaran wilayah. Tapi intinya bahwa kita akan kaji bahwa percepatan pembangunan DOB Papua Barat Tengah itu untuk siapa ? Ya tentunya untuk orang asli Papua,”

“Tapi juga ada saudara-saudara kita yang lain yang datang ikut menikmati kue pembangunan itu,“tandas Kasihiw di sela-sela pertemuan 4 kabupaten untuk membahas percepatan PBT di Gedung Sasana Karya, Kantor Bupati Teluk Wondama di Isei, Kamis (27/1/2023).

Baca Juga :   Air Bersih Sulit, Satgas TMMD Kodim Teluk Wondama Buat Sumur Bor di Kampung Yabore

Kasihiw menjamin usulan pembentukan PBT diawali dengan kajian akademis untuk memastikan hadirnya DOB itu benar-benar memberikan manfaat besar untuk kesejahteraan orang asli Papua (OAP). Bukan sekedar euforia atau ikut-ikutan saja.

Dia menyatakan empat kepala daerah telah bersepakat bahwa harus ada instrumen yang memastikan keberpihakan kepada OAP di 4 kabupaten dalam berbagai bidang sehingga mereka bisa terberdayakan untuk menjadi tuan di negerinya sendiri.

“Ini akan dikaji oleh tim kajian akademis. Dalam bidang politik, orang Papua punya kesempatan apa. Dalam bidang bisnis, orang Papua seperti apa, dalam bidang ekonomi lainnya, bidang kultur dan budaya, apakah dengan pemekaran ini kultur OAP di 4 wilayah kab itu yang tentunya variasinya sangat tinggi itu masih ada atau hilang. Itu tentunya dikaji, “kata Kasihiw.

“Sehingga ke depan tentunya ketika kita menawarkan sesuatu, tentunya sesuatu yang logis, masuk akal dan dapat kita yakini jadi. Jadi kita juga tidak karena ikut euforia pemekaran jadi kita ikut-ikutan tidak. Kita sudah punya konsep, “ujar bupati dua periode itu.

Baca Juga :   Hari Pelaut Sedunia, Kodim 1801/Manokwari Bersama Pemerintah dan Masyarakat Bersihkan Pesisir Pantai Manokwari

Lebih lanjut, Kasihiw juga menepis anggapan bahwa usulan pembentukan Provinsi Papua Barat Tengah hanya untuk mengakomodir kepentingan kelompok elit semata.

Dia menegaskan tidak ada misi terselubung dari dirinya bersama  3 bupati lainnya juga para tokoh yang turut serta dalam tim percepatan pembentukan PBT selain  demi mengangkat kesejahteraan orang asli Papua di wilayah Bomberay Raya.

“Bukan kepentingan elit karena kita tidak tahu kapan provinsi jadi. Ya, bisa jadi kita urus mungkin 5-6 tahun, kita tidak tahu. Kalau lebih cepat dari apa yang kita bayangkan, ya syukur alhamdulilah, puji Tuhan, “kata dia.

“Dan kalau di antara pejabat atau orang-orang hebat di antara 4 kabupaten ini bisa menduduki jabatan atau disenangi oleh rakyat ya, silahkan, siapa saja.

Yang penting tujuan kita adalah mensejahterakan orang asli Papua dan semua di wilayah Bomberay Raya, “pungkas mantan kepala Bappeda itu. (Nday)

Baca Juga :   Ketua DPRD Wondama : Pancasila Sudah Final, Tidak Ada Ideologi Lain Lagi

 

 

 

Pos terkait