Aktivis APTI dan juga simpatisan GASMATOR yakni Acantha Sampetoding mengkritisi hasil proyek pembuatan website halotorajautara. harga terlalu mahal untuk sebuah website yang tidak bagus tersebut yang bertujuan sebagai portal informasi pariwisata Toraja Utara.
“Di dunia IT maupun diskusi sama teman teman se profesi. Jika lihat hasil website tersebut, diperkirakan biayanya antara Rp 600 ribu sampai Rp5 juta saja. Tidak mungkin lah sampai 45 Juta” dan ada empat hal yang perlu di kritisi,” ujar aktivis Gasmator.
Hal Pertama yang menjadi perhatian adalah website buruk termasuk durasi dalam memuat konten lama. Kedua, website ini menggunakan CMS wordpress yang gratis dan plugin yang gratis. Ketiga, Dikerjakan dengan tidak profesional seperti Mendaftarkan website resmi pemerintah dengan nama pribadi. Terakhir, fitur website sangat sederhana hanya ada profil, beranda dan search. Hasil analisis tersebut dari Vincent Tolanda seorang mahasiswa IT BINUS Jakarta yang juga Android Developer.
“Seharusnya Bupati segera menindak tegas persoalan ini, apalagi menyangkut pariwisata dan biaya website begitu mahal tidak sesuai hasil yang di dapat,” ungkap Acantha Sampetoding yang juga lulusan Teknik Informatika Universitas Telkom.