Sesajen untuk buaya sungai batua, memiliki isi yang beragam, dari sayuran hingga buah- buahan, isi sesajen yang ditaruh di dalam kandang bambu ini diturunkan ke sungai Batua dan dibiarkan mengalir mengukuti arus sungai, Rabu (29/3/2017).
Sesajen yang diangkat sekitar empat orang itu diiringi lantunan musik dari tabukan alat musik tradisional asal Bugis-Makassar gandrang bulo, dan diantar oleh wanita yang berseragam pakaian adat, Baju Bodo.
Sesajen ini, kata Sarifah, yang rumahnya dijadikan sebagai pusat dari ritual tersebut merupakan dianggap sebagai inti dari ritual, yang dimaksudkan untuk menghargai Buaya, yang dalam istilah warga setempat disebut sebagai “Patangna Parasangang”.
Ribuan orang, baik warga sekitar dan pengguna jalan yang singgah menyaksikan ritual tersebut, ritual itu sendiri dilakukan setelah kemunculan buaya selama dua minggu berturut turut.
