MANOKWARI Kabartimur.com- Warga Flobamora Manokwari Provinsi Papua barat melaksanakan ibadah syukur untuk memperingati 40 malam kecelakaan maut yang terjadi pada 13 April 2022 lalu di ruas jalan Pegunungan arfak (Pegaf)-Manokwari dan mengakibatkan sebanyak 18 warga NTT di Papua Barat meninggal dunia.
Ibadah syukur yang dikemas dalam Misa Arwah dan pengucapan syukur dilaksanakan di kantor Sekretariat Flobamora Papua Barat, Kawasan Soribo, Selasa (17/05/2022) malam dipimpin oleh RD. Januarius Vaenbes.
Turut hadir pada ibadah syukur tersebut antara lain sesepuh masyarakat Flobamora Papua Barat, Dominggus Mandacan, Ketua Umum Rumah Besar Flobamora Papua Barat, Clinton Tallo, para tetua masyarakat Flobamora dan masyarakat Flobamora di Manokwari.
Sesepuh masyarakat Flobamora Papua Barat, Dominggus Mandacan mengajak seluruh masyarakat Flobamora di Papua Barat khususnya di Manokwari untuk ikut memberikan dukungan melalui doa bersama kepada keluarga korban dan kejadian laka maut yang merenggut 18 nyawa korban merupakan takdir dan kehendak Tuhan.
Sementara itu, Ketua Umum Rumah Besar Flobamora Papua Barat, Clinton Tallo, mengatakan masyarakat Flobamora menggelar perayaan ekaristi untuk memperingati 40 hari kecelakaan yang menewaskan 18 warga Flobamora pada 13 April lalu.
Clinton mengimbau warga Flobamora yang sedang mencari pekerjaan di rantau khususnya di Manokwari agar mencari pekerjaan yang tidak beresiko besar seperti yang dialami 18 korban lalu.
“Saya tidak melarang kerja. Tapi kerja yang baik, cari profesi yang lain. Jangan kerja di sana karena berisiko sekali. Memang ini rencana Tuhan, tapi kita juga perlu waspada,” harap Clinton.
Clinton juga menyampaikan terima kasih kepada Gubernur dan Forkopimda Papua Barat, Bupati dan Forkopimda Kabupaten Manokwari, tim SAR, paramedis di RS Pratama Warmare, RSU Manokwari, dan RSUD Provinsi Papua Barat, masyarakat Manokwari dan Papua Barat dan semua suku di Manokwari, serta semua pihak yang telah menunjukkan simpati dan membantu para korban sejak kecelakaan terjadi hingga dipulangkan ke kampung halaman di NTT baik bantuan berupa materi, pikiran, tenaga, dan waktu.
Sementara untuk proses hukumnya kata Clinton keluarga korban telah sepakat menyelesaikan secara damai karena pihak pemberi kerja telah bersimpati kepada keluarga korban dengan memberikan santunan kematian.(Red)