Urus Bencana Tapi Minim Anggaran, Aser Waroi : BPBD Seharusnya Dapat DAK Kebencanaan

WASIOR – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Teluk Wondama Aser Waroi menyatakan BPBD sebagai instansi terdepan dalam penanganan bencana alam seharusnya mendapatkan alokasi DAK (dana alokasi khusus) kebencanaan.

DAK kebencanaan perlu ada untuk menopang BPBD sehingga bisa optimal dalam melaksanakan tugas terutama yang berhubungan dengan pencegahan bencana.

“Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Keuangan tolong berikan dana DAK khusus untuk kebencanaan, kalau tidak susah. Kami butuh dana DAK untuk mitigasi bencana ini.

Jadi kami juga harus punya DAK kebencanaan. Selama ini tidak ada DAK itu. Kalau tidak BPBD tutup saja,” ujar Waroi melalui sambungan telepon, Senin lalu (30/5).

Dia mengatakan selama ini BPBD tidak bisa berbuat banyak karena terkendala dengan anggaran yang minim.

Apalagi APBD Kabupaten Teluk Wondama sejauh ini relatif masih kecil sehingga alokasi belanja yang diterima BPBD pun terbatas sekali.

Baca Juga :   LKPJ Bupati 2023 : Terus Turun, Penduduk Miskin Teluk Wondama Sisa 10.240 Jiwa

 

Waroi menyebut kondisi serupa juga dialami hampir seluruh BPBD tingkat kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Padahal, BPBD sendiri dibentuk untuk melindungi dan menolong masyarakat dari ancaman bencana maupun ketiak bencana terjadi.

“Ini yang menjadi ironi. BPBD itu untuk tolong orang, untuk selamatkan orang dari bencana tetapi BPBD tidak ditopang dengan anggaran pusat terutama DAK.

Jadi kami harapkan Kemendagri jangan lihat kami saat ada bencana saja. Tapi untuk pencegahan tidak ada,”ucap Plt Asisten Sekda Bidang Tata Pemerintahan itu.

Maka dari itu, dia kembali berharap pemerintah pusat bisa memperhatikan kondisi yang dialami BPBD di setiap daerah. Terutama daerah yang rawan bencana seperti Kabupaten Teluk Wondama.

“Wondama ini daerah rawan banjir. Sudah berulang kali banjir terjadi seperti yang terjadi sekarang (Senin dini hari lalu). Tapi kami tidak bisa bergerak cepat untuk menangani karena kami tidak punya peralatan.

Baca Juga :   8000 Hektar Kebun Pala Dibuka di Wondama, Kadin LHP Papua Barat : Dua Kali Panen Sudah Bisa Beli Avansa

Padahal ini menyangkut keselamatan warga seluruh Indonesia. Bukan keselamatan orang Papua saja tapi seluruh warga Indonesia yang ada di Wondama, “ ujar Waroi. (Nday)

Pos terkait